“Biasalah saya mau dihukum mati, seumur hidup,” ujar Ba’asyir saat ditanya kesiapannya dengan sidang penuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Senin (9/5/2011).
Ba’asyir menyitir isi salah satu media Islam bertanggal 6 Mei 2011. Di media itu ada analisis yang menduga Ba’asyir dijadikan ikon teroris seperti Osama bin Laden bagi AS.
“Sayangnya pemerintah sulit mencari bukti nyata. Jadi persoalannya, persidangan saya ini bukan seperti kasus-kasus korupsi. Jadi saya ini memang dijadikan ikon seolah-olah Osama teroris, makanya dikawal sampai berapa ribu polisi,” jelas Ba’asyir.
Menurutnya pengawalan itu berlebihan. Uang umat Islam, imbuhnya, habis untuk membiayai polisi. “Saya dibonceng ojek, di tengah saya, di belakang polisi, itu sudah cukup. Itu sudah aman. Pulang balik pakai sepeda motor, nggak usah sampai dikawal mobil-mobil besar polisi sampai 1.500, itu uangnya siapa?” gugat Ba’asyir.
Jadi pengamanan Anda berlebihan? “Ya pengamanan berlebihan. Berlebihan untuk menggambarkan saya Osama-nya Indonesia. Mereka menghendaki saya seperti tadi,” tegasnya.
(detik.com/tiw)