Solo (Solopos.com)--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengakui hingga kini upaya penanggulangan kemiskinan melalui sejumlah program yang dilaksanakan hasilnya belum optimal.
Hal itu salah satunya terlihat dari kenaikan pendapatan per kapita penduduk yang belum signifikan. Pendapatan per kapita dari sekitar 500.000 jiwa di Solo, saat ini rata-rata sekitar Rp 1,25 juta per kapita. Padahal untuk kebutuhan hidup layak, pendapatan per kapita diperkirakan bisa mencapai Rp 2 juta per kapita.
Namun Pemkot menilai bertambahnya jumlah warga miskin (Gakin) di Solo bukan berarti Pemkot gagal dalam merealisasikan program pemerataan pembangunan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Solo, Anung Indro Susanto menjelaskan bertambahan jumlah Gakin di Solo dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
“Bisa jadi pada saat pendataan sebelumnya, mereka belum terdata atau bisa jadi karena kondisi mereka saat ini memang masih miskin. Sebab saat ini kondisi mereka kan masih diintervensi oleh pemerintah,” ungkap Anung ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (31/3/2011).
Anung mengemukakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan Pemkot Solo adalah dengan melakukan intervensi bidang pendidikan, kesehatan dan sosial, dalam hal ini adalah peningkatan kualitas hunian warga, melalui program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH).
sry