News
Senin, 28 Maret 2011 - 10:38 WIB

Abdullah Sonata bersaksi untuk Ba'asyir

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abu Bakar Ba'asyir.(JIBI/dok).

Jakarta — Abdullah Sonata menjadi salah satu saksi yang dihadirkan jaksa dalam sidang dugaan terorisme dengan tersangka Abu Bakar Ba’asyir. Sonata menjadi saksi bersama 5 orang lainnya.

Pantauan detikcom di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Ampera Raya, Jakarta, Senin (28/3/2011), Sonata mengenakan baju koko hitam dan berkopiah putih. Dia bersama 5 saksi lainnya hadir di muka sidang yang dimulai pukul 09.00 WIB.

Advertisement

“Posisi terdakwa (Ba’asyir) akan menghadiri sidang jika saksi meminta. Kami meminta tangapan saksi bagaimana?” tanya hakim anggota kepada keenam saksi yang hadir.

“Ya,” jawab Sonata sembari menganggukkan kepala. Hal yang sama dilakukan kelima saksi lainnya.

5 Saksi lainnya adalah Joko Daryono, Bayu Seno, Pandu Wicaksono, Abdullah Alkatiri dan Abdul Rohim. Mereka berenam kemudian disumpah bersama-sama. Abdul Rohim adalah orang pertama yang didengar kesaksiannya. Sementara 5 saksi lainnya diminta menunggu giliran di luar ruang sidang.

Advertisement

Dalam sidang yang dipimpin Herri Swantoro itu, Ba’asyir hadir sendiri tanpa didampingi kuasa hukumnya. Salah seorang kuasa hukum Ba’asyir dari Tim Pengacara Muslim, Hamidan, sesaat sebelum sidang dimulai terlihat di luar ruang siang. Namun dia tidak mengikuti sidang.

Di dalam ruang sidang, hanya sekitar 10 pendukung Ba’asyir yang mengikuti jalannya sidang. Meski demikian, ratusan polisi tetap bersiaga di PN Jaksel. Pemeriksaan ketat terhadap pengunjung PN Jaksel tetap dilakukan. Satu Barracuda juga disiagakan di halaman pengadilan.

Saat masih menjadi Kapolri, Jenderal (Purn) Polisi Bambang Hendarso Danuri pernah mengatakan, Sonata memiliki kemampuan setara dengan Doktor Azhari. Sonata ditengarai pernah membangun kamp pelatihan Olas, Seram Barat, untuk konflik di Ambon. Dia juga disebut-sebut pernah membangun kamp pelatihan di Mindanao, Filipina.

Advertisement

Di PN Jaksel pada 2006 lalu, Sonata pernah divonis 7 tahun penjara lantaran terbukti menyembunyikan buronan teroris Noordin M Top. Dia bahkan dituding memasukkan senjata api untu tujuan terorisme dan membantu dalam pemasokan dana dari Timur Tengah.

Dalam struktur kepemimpinan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar, Abdullah Sonata disebut sejajar dengan Dulmatin. Ditengarai, bersama dengan Dulmatin, Abu Tholud dan Ubaid, Sonata melaporkan aktivitas pelatihan militer di Aceh kepada Abu Bakar Baasyir.

Terkait bom di Utan Kayu beberapa waktu lalu, pengamat intelijen dan terorisme Dino Cresbon menduga peristiwa itu didalangi anak buah Abdullah Sonata. Kelompok Sonata ditengarai pernah merakit bom termos dan senter. Teknik tersebut biasa dipakai Sonata kala kerusuhan SARA di Ambon terjadi.

detik.com

Advertisement
Kata Kunci : Ba'asyir Sidang
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif