Soloraya
Minggu, 27 Maret 2011 - 17:56 WIB

"Tanamkan lagi ketulusan dan kejujuran"

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)–Ketulusan dan kejujuran yang berangsur hilang merupakan salah satu penyebab memudarnya budaya Jawa di kalangan masyarakat. Padahal, dua nilai itulah yang menjadi tonggak kebudayaan Jawa dalam mempertahankan eksistensinya.

Demikian diungkapkan Koordinator Kepemimpinan Spiritual Indonesia (KSI) Solo, Sri Eka Sapta Wijaya, dalam Sarasehan Budaya:Balekna Jawaku, di Joglo Sriwedari, Minggu (27/3/2011). Acara yang digagas Jaringan Cagar Budaya Surakarta (Jayabaya) itu diikuti sejumlah budayawan dan kalangan pendidik di Kota Solo. Menurut Eka, budaya Jawa harus mampu mengambil peran strategis dalam menyikapi iklim globalisasi. Jangan sampai wong Jawa malah kehilangan pemahaman dan pengertiannya terhadap budaya Jawa.

Advertisement

Sementara budayawan sekaligus Ketua Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa, KP Widijatmo Sonto Dipuro, memandang budaya Jawa sebagai budaya yang agung serta memiliki banyak kelebihan. Dijelaskannya, sangat sedikit bangsa maupun kebudayaan yang memiliki aksara sendiri seperti Jawa. “Bahkan kelebihan itu sudah diakui dunia. Akan sangat ironis jika wong Jawa malah meremehkan budayanya sendiri,” paparnya.

Menurut lelaki yang akrab dipanggil Wo Sonto ini, kondisi fisik, sosial dan mental suatu negara akan beres jika budayanya juga digondheli. “Pemerintah harus mampu menumbuhkan iklim budaya yang sesungguhnya di kalangan masyarakat. Tidak hanya untuk pencitraan saja,” ujar dia.

Di sisi lain Koordinator Jayabaya, Janthit Sanakala, mengatakan sarasehan bertujuan menampung uneg-uneg dan masukan masyarakat untuk pengembangan budaya Jawa. “Uneg-uneg tersebut nantinya akan kami sampaikan kepada pemerintah terkait untuk ditindaklanjuti,” kata Janthit.

Advertisement

(m99)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Sarasehan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif