Soloraya
Kamis, 17 Maret 2011 - 23:35 WIB

Dispertanbunhut Boyolali siapkan tanaman kopi pengganti tembakau

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com)--Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali akan melakukan diversifikasi tanaman tembakau dengan tanaman kopi. Langkah itu, selain petani tidak tergantung dengan tanaman tembakau, juga sebagai antisipasi adanya rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang pembatasan produksi tembakau.

Namun, rencana mendapat tentangan dari Organisasi Petani Merapi Merbabu (OPMM). Mereka menilai langkah itu akan mendapat banyak hambatan. Pasalnya, para petani akan menolak, karena tanaman tembakau akan lebih memberikan hasil yang baik dibanding kopi. Selain itu, tembakau juga berumur pendek sehingga petani masih bisa menanam sayuran selain tembakau.

Advertisement

“Tanaman kopi itu tanaman tahunan. Kami juga khawatir tidak bisa panen, karena akan mendapat serangan kera. Hal itu dikarenakan kera ekor panjang sering turun dan menyerang sayuran. Kalau ditanam kopi kami juga khawatir hal itu,” ujar Sekjen OPMM Syukur Fahrudin kepada wartawan, Kamis (17/3).

Sementara, Kabid Perkebunan Dispertanbunhut Boyolali Dirham mengatakan rencana diversifikasi itu sudah dirancang sejak lama. Dipilihnya tanaman kopi itu dikarenakan cocok ditanam di sekitar lereng Merapi. Dari hasil pengecekan, ternyata kopi bisa tumbuh dan menghasilkan biji yang banyak. “Kami menyiapkan sekitar 50.000 batang bibit kopi untuk disebar kepada masyarakat. Sebelum diberikan, kami melakukan sosialisasi terlebih dahulu,” tandas dia.

Dirham mengatakan nantinya jenis tanaman kopi yang akan dibagikan yakni jenis tanaman kopi arabica kate yang memiliki batang pendek. Hal itu dilakukan, agar petani tetap bisa melakukan penanaman secara tumpang sari dengan tanaman sayuran. Selain itu, tanaman kopi itu juga tidak akan mengganggu pertumbuhan sayuran itu sendiri.

Advertisement

Mengenai antisipasi serangan hama, pihaknya akan melakukan reboisasi di kawasan lereng Merapi dan Merbabu dengan menanam tanaman jambu biji. Diharapkan tanaman itu bisa tumbuh dan menjadi penyedia pakan bagi kawanan kera.
“Penanaman akan berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan pengelola Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Gunung Merbabu,” tambah dia.

Selain itu, pihak Dispertanbunhut juga masih menunggu SK Gubernur terkait luasan tembakau jenis rajangan dan asepan. Namun diperkirakan luas areal tanaman tembakau akan seperti tahun lalu. Tahun 2010, jelas Dirham, luas areal tembakau rajangan 600 Ha dan tembakau asepan 350 Ha. “Tetapi kenyataan dilapangan luas tanaman mencapai 4.180 Ha untuk tembakau rajangan dan 710 Ha untuk tembakau asepan, dengan produksi mencapai 6,69 kuintal/Ha untuk rajangan dan 14,13 kuintal/Ha untuk asepan,” pungkas dia.

(fid)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif