Pihak sekolah sudah mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan sekitar lima kali, namun hingga Selasa (15/3), belum ada tanggapan resmi kapan akan ada perbaikan atas kerusakan ini. “Padahal setiap ada angin kencang kami khawatir atapnya roboh, sementara saat hujan bocor di mana-mana sehingga proses belajar mengajar terganggu, siswa kelas I terpaksa kita minta keluar untuk belajar di teras sekolah atau perpustakaan,” terang Kamtinah salah seorang guru SDN 2 Ngembak kepada Espos saat istrirahat mengajar, Selasa (15/3/2011).
Kondisi ini tentu menyulitkan 39 siswa kelas I dan 29 kelas II. Karena setiap turun hujan atau angin kencang, lanjut Kamtinah, mereka terpaksa diminta keluar kelas. “Terus terang kami khawatir jika tiba-tiba atap roboh saat belajar mengajar. Daripada berisiko lebih baik kita antisipasi dengan cara seluruh siswa diminta keluar kelas,” jelas Kamtinah.
Bangunan kelas I dan II menurut guru lainnya Zaenuri, dua ruang kelas tersebut dibangun sekitar tahun 1987 dan pernah direhab tahun 2003 lalu. Namun sekitar empat atau lima tahun lalu, mulai muncul kerusakan dan paling parah adalah kerusakan atap kedua kelas tersebut.
“Harapan kami, ya bisa segera diperbaiki karena jika dibiarkan kasihan anak-anak belajarnya terganggu,” ujar Zaenuri.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan, Sugiyanto SH MM ketika dikonfirmasi melalui telepon, Selasa, berada di Jakarta mengatakan pihaknya menunggu dana alokasi khusus (DAK) 2011 yang nilainya sekitar Rp 53 miliar untuk perbaikan sekolah rusak dengan mempertimbangkan skala prioritas. “Kita akan perintahkan kepala UPTD Pendidikan untuk segera meninjau SDN 2 Ngembak dan melaporkan ke Dinas Pendidikan,” tegas Sugiyanto.
(rif)