SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman cabai (JIBI/Harianjogja/Dok.)
Warga di perbatasan dengan Pacitan, Jatim itu telah menanam cabai sejak 2007. Hingga Maret tahun ini lahan yang ditanami tanaman itu mencapai 112 hektare (ha). “Hortikultura mulai dikembangkan di Wonogiri sejak lima tahun terakhir dengan tujuan agar warga mendapatkan pilihan. Seperti sayuran dikembangkan di Kecamatan Slogohimo dan Girimarto, tanaman durian dikembangkan di Slogohimo dan Karangtengah serta tanaman cabai di Kecamatan Kismantoro,” ujarnya, Senin (14/3/2011).
Pernyataan Kadispertan TPH itu disampaikan sebelum memanen cabai milik anggota Kelompok Tani (Kelomtan) Margo Rukun, Lemahbang, Kismantoro, Wonogiri. Menurutnya, sentralisasi jenis tanaman hortikultura di setiap kecamatan-kecamatan diharapkan mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Mantan Kepala Dinas Kehutanan itu mengaku heran dengan semangat warga Kismantoro. “Dalam kurum waktu tiga tahun, luas lahan tanaman cabai mencapai 112 hektare. Hal itu menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat cukup tinggi.”
Koordinator petugas penyuluh lapangan (PPL) Kismantoro, Kukuh Subekti menjelaskan tanaman cabai mulai dikembangkan akhir 2007 dengan luas lahan 15 ha. “Waktu itu baru dikembangkan di Desa Bugelan dan Pucung tetapi hingg Maret 2011 sudah menyebar hingga lima desa. Ketua Gapoktan Kismantoro, Jumani mengaku memiliki tanaman cabai 5.000 batang. “Modal awal senilai Rp 6,5 juta. Setiap batang mampu menghasilan 0,7 kg hingga 1 kg. Jika harga cabai hanya Rp 6.000/kg modal sudah kembali.”
(tus)