News
Senin, 28 Februari 2011 - 07:35 WIB

PLN tawarkan tarif industri murah di 'jam malam'

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) — PT PLN (persero) berniat menurunkan tarif listrik untuk kalangan industri dalam waktu dekat. Namun penurunan tarif listrik industri itu berlaku untuk pemakaian pukul 23.00 WIB-07.00 WIB.

Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan mengungkapkan, PLN masih menggodok konsep penurunan tarif listrik industri untuk ‘jam malam’ itu. Namun besarannya diperkirakan cukup besar hingga 20%.

Advertisement

Saat ini industri membayar listrik rata-rata sebesar Rp 730/kWh selama 24 jam. Dengan aturan baru itu nanti tarif pada kurun waktu delapan jam tersebut bisa menjadi hanya sekitar Rp 550/kWh.

Penurunan tarif dilakukan untuk mendorong industri melakukan efisiensi besar-besaran dengan cara menggeser jam kerja. Hal ini sekaligus memberi kesempatan tenaga kerja memperoleh penghasilan lebih baik karena bekerja malam hari seharusnya mendapat upah tambahan.

Dengan penurunan tarif tengah malam itu diharapkan industri mengurangi pemakaian listrik di waktu sorei, jika perlu menghentikan sama sekali aktifitas  mereka, digeser dengan berproduksi malam hari. Industri lebih memilih menaikkan upah buruh malam hari asal tarif listriknya murah dibandingkan menghemat biaya tenaga kerja namun tarif listrik mahal.

Advertisement

Seperti diketahui, PLN harus memproduksi listrik 5.000 MW lebih banyak pada jam  17.00 sampai jam 22.00 untuk memenuhi beban puncak. PLN menanggung beban yang  sangat berat karena untuk beban puncak itu harus menggunakan bahan bakar minyak. “Apalagi jatah gas PLN dikurangi terus,” ujar Dahlan Iskan dalam siaran persnya, Senin (28/2/2011).

Sebagai informasi, setiap kehilangan gas sebanyak 100 mmbtud, PLN harus  mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 6 triliun setahun.

“Pemakaian listrik belakangan ini naik secara drastis seiring membaiknya ekonomi. Tapi jatah gas untuk PLN malahan terus menurun,” katanya.

Advertisement

Beban puncak Jawa Bali saat ini tercatat mencapai 18.365 MW atau mengalami kenaikan hingga 1.000 MW dibanding tahun lalu.

(dtc/try)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif