“Kami, di angkatan bersenjata, telah melayani untuk melindungi rezim republik ini dengan setiap tetes darah yang kami punya,” kata Saleh seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (28/2/2011).
“Ada konspirasi terhadap kesatuan dan integritas wilayah Yaman,” cetus pemimpin Yaman itu mengenai aksi demo yang terus melanda negeri itu.
Hingga hari ini aksi demo antipemerintah di Yaman telah menginjak hari ke-12. Lusinan orang telah tewas sejak dimulainya aksi protes besar-besaran itu.
Menurut organisasi HAM terkemuka Amnesty International, sebanyak 27 nyawa telah melayang selama demonstrasi tersebut. Mereka tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan Yaman.
Saleh telah berkuasa selama 33 tahun. Sejumlah anggota oposisi mencetuskan, janji Saleh sejak lama untuk melakukan reformasi hingga kini belum terwujud.
Untuk merebut simpati para demonstran, Saleh telah berjanji untuk meletakkan jabatannya setelah masa jabatannya berakhir pada tahun 2013. Saleh juga berjanji untuk tidak menyerahkan kekuasannya kepada putranya. Namun janji-janji itu dianggap tidak cukup oleh para demonstran. Mereka terus mendesak Saleh untuk mundur secepatnya.
Belum lama ini tujuh anggota parlemen Yaman mengundurkan diri sebagai protes atas penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap para demonstran.
(dtc/tiw)