News
Senin, 28 Februari 2011 - 08:55 WIB

Dana masyarakat berkurang Rp 13,8 T selama tiga pekan

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) — Bank Indonesia mencatat dana masyarakat di perbankan hingga pekan ketiga Februari 2011 turun senilai Rp 13,8 triliun dari awal Februari 2011 yang tercatat sebesar Rp 2.286,88 triliun.

Dari sisi realisasi kredit, bank sentral mengungkapkan selama tiga pekan di Februari 2011 kredit perbankan tumbuh Rp 17,42 triliun menjadi Rp 1.744,04 triliun dibanding awal Februari 2011 senilai Rp 1.726,62 triliun.

Advertisement

Hal itu seeprti disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah di Jakarta, Senin (28/2/2011).

“Penyaluran kredit terus meningkat, setelah sempat turun selama dua minggu pertama akibat January Effect. Sampai dengan minggu ketiga Februari 2011, kredit tercatat sebesar Rp 1.744,04 triliun. Sementara itu penghimpunan DPK (dana pihak ketiga) kembali mengalami penurunan dibanding awal Februari 2011 yang menjadi Rp2.273,08 triliun,” ujar Difi.

Difi menjelaskan dibanding pekan sebelumnya penurunan terjadi pada DPK rupiah yang turun Rp 21,33 triliun, sedang untuk DPK valas naik Rp 8,04 triliun. “Penyaluran kredit yang meningkat sedang DPK turun menyebabkan LDR perbankan meningkat dari 76,02% menjadi 76,73%,” terang Difi.

Advertisement

Seperti diketahui, Di awal Februari 2011 penyaluran kredit perbankan mencapai Rp1.730,78 triliun. Sedangkan untuk DPK perbankan tercatat sebesar Rp 2.286,88 triliun.

Pada bagian lain Difi mengatakan penempatan dana perbankan pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Term Deposit menunjukkan penurunan meskipun BI rate mengalami kenaikan 25 bps sejak 4 Februari 2011. Hal ini, lanjut Difi diperkirakan akibat meningkatnya kebutuhan likuiditas perbankan untuk ekspansi kredit.

“Penempatan SBI dan Term Deposit sampai dengan minggu ke-3 Februari 2011 tercatat masing-masing sebesar Rp 130,47 triliun dan Rp 227,86 triliun atau turun dibandingkan posisi 1 Februari 2011 (sebelum BI rate dinaikkan) yang masing-masing sebesar Rp 142,68 triliun dan Rp 240,79 triliun,” jelas Difi.

Advertisement

(dtc/try)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif