Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos dari warga setempat, jumlah unggas milik warga yang mati mendadak dalam kurun waktu sepekan terakhir mencapai 174 ekor. Kematian itu terjadi di tiga RT di tiga dusun, yakni RT 4/RW I Dusun Bangunsari, RT 2/RW I Dusun Ngemplak, serta RT 1/RW I Dusun Pending. “Sebagian besar unggas yang mati tersebut ayam kampung milik warga. Tidak ada yang berasal dari peternakan,” jelas Kepala Desa (Kades) Pengkol, Sugiyo saat dijumpai wartawan di sela-sela penyuluhan antisipasi virus flu burung di salah satu rumah warga Desa Pengkol, Kamis.
Setelah kejadian itu, lanjut Kades, pemerintah desa (Pemdes) Pengkol melaporkan ke UPTD Peternakan Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Rabu (23/2/2011). Hari itu juga petugas Dispertan langsung mengambil sampel untuk diuji. Hasil tes tersebut menyatakan unggas tersebut positif terjangkit flu burung.
Sosialisasi tersebut dihadiri petugas pengendalian High Patogenic Avian Influenza (HPAI) dari Dispertan Sukoharjo, Leni Sri Lestari. Leni mengatakan, berdasarkan laporan warga setempat dalam waktu tiga hari terakhir, kematian unggas secara mendadak di Desa Pengkol mencapai kurang lebih 170 ekor. Dia membenarkan, sampel unggas yang dites dari Dispertan positif terjangkit flu burung.
“Rabu kemarin, salah satu unggas milik Pardi di RT 1/RW I positif flu burung. Atas permintaan warga, dilakukan pemusnahan massal terhadap unggas terdekat yang diperkirakan ikut terjangkit. Kali ini unggas yang dimusnahkan ada sekitar 25 menthok dan ayamnya ada 17 ekor,” jelasnya.
(hkt)