Minggu, 20 Februari 2011 - 21:38 WIB

Cegah antraks, Dispertan percepat vaksinasi ternak

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)– Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten berencana mempercepat jadwal vaksinasi hewan ternak menyusul ancaman penyakit antraks di wilayah Kabupaten Boyolali. Dispertan juga semakin ketat memantau lalu lintas hewan ternak dari luar daerah yang akan diperjualbelikan di Kota Bersinar.

Kabid Peternakan Dispertan Klaten, Sri Muryani Dwi Atmini, Minggu (20/2), mengatakan vaksinasi antraks yang biasanya dilaksanakan pertengahan tahun akan dimajukan Bulan April-Maret mendatang. “Terutama di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Boyolali, yakni Tulung dan Jatinom,” jelasnya saat berbincang dengan Espos via telepon.

Advertisement

Dia menuturkan, setiap tahun rutin diagendakan vaksinasi antraks yang dibiayai anggaran pemerintah dengan sasaran hewan sapi milik warga. Namun karena keterbatasan anggaran, vaksinasi hanya bisa digeber di lima kecamatan yang berbatasan langsung dengan Boyolali serta Sleman, DIY, yakni Tulung, Jatinom, Karangnongko, Manisrenggo dan Kemalang.

Populasi sapi di lima kecamatan itu menurutnya sekitar 30%-40% dari total ternak sapi di Klaten sejumlah 100.000-an ekor. Sri Muryani mengatakan selama lima tahun terakhir di Klaten tak terjadi kasus penyebaran antraks baik pada sapi maupun manusia. Meski demikian, Dispertan tetap waspada dan memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak dari luar daerah.

Menurutnya, pasar hewan juga tak luput dari pengawasan. Hewan yang masuk ke pasar hewan harus lolos pemeriksaan petugas dan dibuktikan dengan adanya surat sehat. Dia mengimbau kalangan peternak rajin mencermati kesehatan sapi dan mengisolasi hewan yang kelihatannya sakit. “Segera laporkan ke Dinas jika ada tanda-tanda antraks,” pintanya.

Advertisement

Untuk diketahui, gejala hewan yang terjangkit antraks di antaranya demam tinggi, terlihat gelisah, sesak napas dan kejang. Jika sudah parah, tambah Sri Muryani, dari lubang hidung, mulut, telinga dan dubur keluar darah. Karena antraks tergolong zoonosis atau bisa menular ke manusia, papar dia, peternak harus berhati-hati dan waspada.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Ronny Roekmito mengatakan untuk mencegah penularan antraks pada manusia, daging yang akan dikonsumsi harus dipastikan dalam kondisi baik dan direbus hingga matang. “Masyarakat jangan sampai kontak langsung dengan sapi yang sakit, apalagi sapi yang terindikasi mengidap gejala antraks,” urainya.rei

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Antraks
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif