Soloraya
Jumat, 18 Februari 2011 - 15:04 WIB

Pengundian nomor urut Cabup-Cawabup diwarnai perdebatan

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos) – Penetapan nomor urut calon bupati-calon wakil bupati (Cabup-Cawabup) peserta pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2011 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Jumat (18/2) diwarnai perdebatan. Rapat terbuka yang dipimpin Ketua KPU Agus Riwanto diwarnai perdebatan tentang prosedur pengambilan nomor urut.

Ribuan pendukung Cabup-Cawabup terkonsentrasi di depan Kantor KPU Sragen sejak pukul 09.00 WIB. Mereka menunggu kedatangan Cabup-Cawabup mereka. Aparat Polres Sragen juga berjaga-jaga di sekitar Kantor KPU dan menutup akses jalan ke arah Kantor KPU.

Advertisement

Massa pendukung pasangan Wiyono-Dariyanto (Noto) yang berasal dari 16 partai parlemen dan nonparlemen lebih awal datang ke KPU. Massa
pendukung calon independen Sularno-Kushardjono (Laku) dan pasangan
Danang Wijaya-Sumiyarno (Damar) tidak mau kalah. Mereka juga membaur bersama massa lainnya di depan KPU.

Jumlah massa terus bertambah ketika pasangan Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Darmawan Minto Basuki (Yuda) datang dengan longmarch
dari Posko Yuda yang berjarak sekitar 500 meter dari kantor KPU. Meski massa membludak, KPU belum memulai rapat pleno terbuka untuk pengundian dan penetapan nomor urut. KPU masih menunggu kedatangan pasangan Agus Fatchurrahman-Daryanto (ADA) yang datang paling belakang bersama ratusan orang pendukung.

Advertisement

Jumlah massa terus bertambah ketika pasangan Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Darmawan Minto Basuki (Yuda) datang dengan longmarch
dari Posko Yuda yang berjarak sekitar 500 meter dari kantor KPU. Meski massa membludak, KPU belum memulai rapat pleno terbuka untuk pengundian dan penetapan nomor urut. KPU masih menunggu kedatangan pasangan Agus Fatchurrahman-Daryanto (ADA) yang datang paling belakang bersama ratusan orang pendukung.

Setelah lengkap, lima orang anggota KPU yang dipimpin Agus Riwanto
membuka rapat pleno terbuka. Agus menyampaikan dasar regulasi tentang penyelenggaraan rapat pleno terbuka dan sejumlah tahapan Pilkada yang sudah dilalui. Agus memberikan catatan keunikan atas pelaksanaan tahapan Pilkada yang bakal digelar 19 Maret mendatang.

“Setidaknya ada tiga jenis keunikan, yakni jumlah calon sebanyak lima
pasang merupakan calon terbanyak dalam momentum Pilkada di Soloraya. Selain itu jumlah calon independennya juga paling banyak, yaitu sebanyak dua pasang dan ada satu pasang calon yang didukung gabungan partai paling banyak, sampai 16 partai,” tukas Agus.

Advertisement

Mekanisme pengambilan nomor urut itu disampaikan ke audien untuk mendapatkan persetujuan. Mekanisme yang disampaikan Agus Riwanto justru dipertanyakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rus Utaryono. Dia mempertanyakan dasar regulasi mekanisme pengundian nomor urut yang dinilai tidak
transparan. “Kami mengusulkan agar pengundian nomor urut ini secara terbuka, tak perlu ada kendi dan seremonial segala,” tandasnya.

Penegasan Rus Utaryono didukung Cabup Agus Fatchurrahman
yang juga menuntut adanya keterbukaan dalam pengambilan nomor urut. Menurut dia, adanya atribut kendi dan sebagainya dianggap sebagai bentuk entertain saja yang tidak subtansi. Namun Ketua DPC Partai Demokrat Sragen Joko Saptono yang justru mendukung KPU.

“Mekanisme pengundian ini wewenang KPU. Apa yang dilakukan KPU sudah benar. Kami percayakan mekanisme ini kepada KPU,” timpalnya.

Advertisement

Perdebatan itu memancing suara-suara sumbang massa pendukung pasangan Yuda dan pasangan ADA. Mereka saling mendukung pernyataan dari kelompoknya masing-masing. Dengan situasi yang cukup panas, Agus Riwanto mengambil inisiatif jalan voting yang ditujukan kepada lima pasang calon. Ternyata dari lima pasang calon, empat diantaranya menyerahkan mekanisme pengambilan nomor urut ke KPU.

“Dengan demikian mekanisme pengambilan nomor urut mengikuti rencana yang dirancang KPU. Kami meminta Ketua panitia pengawas (Panwas) untuk memasukan nomor urut ke dalam kendi dan posisi kendi diacak. Dari pihak calon boleh ikut mengacaknya,” ujarnya.

Dari pengundian, Noto mendapat nomor urut 1, Laku dengan nomor urut 2, Damar bernomor urut 3, Yuda mendapat nomor urut 4 dan terakhir pasangan ADA bernomor urut 5. Hasil itu langsung disambut pendukung pasangan ADA dengan menunjukkan atribut foto dengan nomor urut lima. Demikian halnya pasangan Yuda, mereka ikut menunjukkan tanda gambar pasangan dengan nomor urut empat sesuai hasil undian.

Advertisement

trh

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif