News
Jumat, 18 Februari 2011 - 09:00 WIB

Ketua HKTI Prabowo Subianto : Krisis pangan mengintai

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Espos) – Krisis pangan dunia potensial terjadi dalam waktu dekat karena berbagai indikator sudah dirasakan seperti yang paling nyata adalah lonjakan harga dan penurunan produksi pangan dunia.

Hal itu seperti disampaikan Ketua Umum Himpunan  Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto. “Penyebab krisis pangan saat ini sangat kompleks bila dibandingkan dengan krisis 2008. Penyebab krisis pangan kali ini merupakan gabungan dari berbagai hal, baik dari sisi konsumsi maupun produksi,” tutur Prabowo di Jakarta, Jumat (18/2).

Advertisement

Dikatakan Prabowo, dari sisi konsumsi, permintaan pangan melonjak akibat peningkatan jumlah penduduk dan penggunaan komoditas pangan untuk bahan bakar. Sementara dari sisi produksi di antaranya adalah kondisi tanah yang rusak dan juga persoalan iklim global.

“Memasuki 2011 FAO, mengingatkan lonjakan harga pangan global sejak akhir 2010. Ditandai dengan indeks harga pangan FAO pada Desember 2010 yang mencapai rekor tertinggi mencapai 214,7,” jelas Prabowo.

Selain itu FAO dan OECD memprediksi pada 2007-2016 produksi pangan dunia merosot hingga 5%. Kenaikan harga pangan dunia diperparah dengan menurunnya produksi pangan dunia yang menjadi ‘lampu kuning’ agar kita waspada terhadap ancaman krisis pangan.

Advertisement

Di Indonesia, pemerintah dinilai belum berbuat banyak untuk dapat meningkatkan produksi pangan. Prabowo mengatakan, Indonesia sejak 2003-2004 dan 2008-2009 terus mengandalkan impor pangan.

“Meskipun di tengah laporan produksi pangan yang meningkat pemerintah masih melakukan impor. Warning dari FAO menyatakan di 2011 akan terjadi kenaikan pangan nyata sehingga kita perlu waspadai dengan meningkatkan produksi dalam negeri,” jelas Prabowo.

dtc/try

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif