Sragen (Espos) — Hasil produksi padi di Kecamatan Kalijambe menurun pada musim tanam (MT) I tahun ini menyusul semakin mengganasnya hama wereng batang cokelat (WBC) yang menyerang Kalijambe. Jika pada MT sebelumnya hasil produksi padi tercatat mencapai 9 ton/hektare (ha), pada MT kali ini hanya 5 ton-8 ton/ha.
Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kalijambe, M Jabir, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Kamis (17/2), menerangkan hingga saat ini panen telah dilaksanakan sekitar 90 %.
Berdasarkan data panen dari seluruh lahan persawahan di Kalijambe seluas 1.932 ha itu, 15 ha di antaranya gagal panen karena terserang wereng.
Menurutnya, serangan wereng kategori parah berada di daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Nogosari, Boyolali, yakni di Desa Trobayan, Kalimacan dan Jetis Karangpung. Dari tiga desa tersebut, Desa Trobayan diketahui wilayah yang paling parah terserang wereng.
Oleh sebab itu, pihaknya telah memetakan daerah yang rawan terserang wereng. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi serangan wereng yang lebih ganas pada MT berikutnya. “Wilayah perbatasan memang sangat rawan terkena imbas migrasi wereng. Trobayan contohnya, desa yang berbatasan langsung dengan Nogosari, Boyolali itu diketahui paling parah terkena wereng” jelasnya.
Ditemui terpisah, Kepala Desa (Kades) Trobayan, Lasimin, menyampaikan telah berulang kali Trobayan terkena imbas migrasi wereng dari Boyolali. Namun, lanjutnya, kali ini serangan wereng semakin ganas. Setidaknya 50 % persawahan dari total persawahan seluas sekitar 90 ha, terserang wereng. Persawahan seluas 5 ha di antaranya gagal panen.
Petani mengaku kewalahan mengatasi hama itu. Pasalnya, belum ditemukan obat yang benar-benar mampu mengatasi wereng. “Bengkok saya sendiri saja juga terserang wereng sangat parah. Pada panen belum lama ini saya hanya mampu memanen 35 % dari 4 ha sawah milik saya,” terangnya. m93