Soloraya
Kamis, 17 Februari 2011 - 01:00 WIB

Jembatan ambrol, aktivitas warga Girimulyo-Kembang terganggu

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos) — Mobilitas warga dari Desa Girimulyo ke Desa Kembang maupun sebaliknya di Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, sejak Jumat (11/2) lalu terganggu akibat ambrolnya jembatan penghubung dua desa itu. Jembatan ambrol karena cuaca dan faktor usia.

Menurut keterangan yang diperoleh Espos dari Camat Jatipurno, Edhy Tri Hadiyanto, jembatan berdimensi lebar 6 meter, panjang 14 meter dan tinggi 10 meter itu merupakan bangunan tua yang dibangun pada 1980-an. Pada Jumat lalu, tanah yang menyangga bagian bawah  ujung jembatan itu ambles sehingga membuat jembatan di atasnya ikut melesak ke bawah.

Advertisement

“Hingga saat ini jembatan masih belum bisa dilewati kendaraan, bahkan roda dua sekalipun. Hanya bisa dilalui pejalan kaki. Jadi kasihan anak-anak sekolah yang biasa melewati jalan itu, juga para petani dan pedagang hasil bumi. Mereka harus memutar melewati beberapa desa untuk menyeberang dari Girimulyo ke Kembang dan sebaliknya,” jelas Edhy, saat dihubungi Espos, Rabu (16/2).

Menurut Edhy, jarak yang ditempuh warga antara dua desa itu melalui jembatan di Dusun Plalar tersebut biasanya hanya sekitar 5 km. Tapi sekarang kendaraan, bahkan sepeda motor harus memutar melalui 3-4 desa sejauh belasan kilometer.

Warga setempat sudah mengupayakan untuk membangun jembatan darurat. Tadinya, kata Edhy, warga hendak membangun jembatan darurat dari bambu. Tapi kemudian mereka berswadaya membeli bis beton. Edhy berharap ada perhatian dari pemerintah, misalnya dengan membantu biaya pengerjaan jembatan darurat. Dia memperkirakan butuh biaya sekitar Rp 300 juta untuk membangun kembali jembatan itu.shs

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Jembatan Ambrol
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif