News
Jumat, 11 Februari 2011 - 23:39 WIB

Ekspor tekstil dan mebel belum pulih

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Ekspor produk tekstil di awal tahun 2011 belum pulih, menyusul kenaikan harga bahan baku kapas yang kini bertenger di angka 150%.

Berdasarkan catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Solo, saat ini hanya perusahaan yang bergerak di tekstil nonkatun yang masih bisa ekspor. Sedangkan, ekspor tekstil katun di sejumlah besar perusahaan tidak berjalan.

Advertisement

Ketua API Solo, Dewanto, kepada Espos, Jumat (11/2), menjelaskan belum pulihnya eskpor tekstil katun dipicu masih tingginya harga kapas dunia. Tingginya harga bahan baku tersebut membuat harga produk yang dilempar ke pasaran dunia juga tinggi. Padahal, pasar dunia kini sensitif menanggapi perubahan harga.

“Order sebenarnya ada, tapi karena harga kapas naik hingga hampir 150% kami jadi kesulitan. Karena harga jual susah untuk menyesuaikan kenaikan harga itu. Memang tidak semuanya berhenti, masih ada ekspor untuk yang nonkatun,” papar Dewanto.

Hal serupa disampaikan Direktur PT Iskandar Tex, Bambang Setiawan. Dia mengaku sengaja menghentikan ekspor ke kawasan Timur Tengah dan sejumlah negara Asia dalam enam bulan terakhir. Harga bahan baku yang tinggi memaksa pihaknya menaikkan harga jual, sementara pasar enggan mengikuti kenaikan harga. Bahkan, pasar tekstil dunia kini mulai dibanjiri tekstil buatan India. Padahal dalam setahun, Bambang menyebut mampu mengekspor produk kain jenis sarung dan jarik hingga 10-12 kontainer.

Advertisement

“Tekstil dari India ini tidak hanya merek, capnya pun meniru produk kita. Dengan harga murah, tektil India lebih menarik. Walaupun secara kualitas jelas kalah dari Indonesia. Kami harap kondisi pasar dunia segera pulih, sehingga eskpor bisa berjalan kembali,” urai dia.

tsa

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Tekstilmebel
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif