Soloraya
Rabu, 9 Februari 2011 - 19:41 WIB

Perangi wereng dengan beauveria bassiana

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)--Tren serangan hama wereng coklat (HWC) di Klaten yang pada awal 2011 bergeser ke Klaten bagian selatan kini kembali menyerang wilayah UPTD II yang meliputi Juwiring, Delanggu, Wonosari, Polanharjo dan Karanganom. Untuk memerangi HWC, desa disarankan membuat laboratorium mini untuk memroduksi agen hayati beauveria bassiana.

Hal itu terungkap dalam sosialisasi pembuatan beauveria bassiana di Bale Bola, Jalan Jogja-Solo, Kecamatan Delanggu, Rabu (8/2). Acara itu dihadiri kepala desa (kades), kelompok tani, Komisi II DPRD Klaten, pengamat hama penyakit (PHP) dan unsur lainnya. Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan faktor pembawa dan penyebar WBC beraneka ragam.

Advertisement

Di antaranya angin, lampu kereta api (KA) dan kendaraan bermotor, iklim dan lainnya. “Setelah ada penerbangan HWC, pengendalian yang efektif menggunakan beauveria bassiana dan biayanya murah,” jelasnya. Menurutnya, produksi beauveria bassiana secara massal dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan petani dalam memerangi HWC. Menurutnya, agen hayati itu bisa dikembangbiakkan sendiri oleh petani.

Petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) Kecamatan Delanggu, Sumarno menuturkan bahan untuk memproduksi beauveria meliputi kentang, air galon, pupuk PK, alkohol, gula pasir dan isolat. Caranya, kentang direbus dalam dandang hingga tingkat kematangan 75%. Setelah itu, air rebusan kentang dicampur gula pasir dan direbus. Setelah mendidih, airnya dimasukkan ke galon yang sudah disterilkan dan ditutup rapat.

“Kemudian dibiarkan selama 18 jam supaya dingin,” urainya. Selanjutnya dilakukan fermentasi selama 7-15 hari. Beauveria lalu diuji ke laboratorium Palur dan jika dinilai layak berarti agen hayati itu siap dikemas dalam botol. Menurutnya, dosis penggunaan 1-2 liter per hektare dengan penyemprotan pada pagi dan sore hari. Kebutuhan dana Rp 580.000 untuk satu kali produksi awal termasuk pembelian alat.

Advertisement

Wakil Ketua Komisi II DPRD Klaten, Sunarto SH MHum mengatakan sektor pertanian menjadi andalan bagi perekonomian masyarakat Klaten. “Kalau sampai tidak panen lagi karena wereng akan sangat merugikan,” jelasnya yang juga pemilik Bale Bola. Oleh sebab itu, lanjutnya, Dewan mendukung langkah pemberdayaan petani untuk memproduksi agen hayati pengendali wereng yang lebih ramah lingkungan.

Camat Delanggu, Cahyo Dwi Setyanta mengatakan selama setahun lebih petani Delanggu dihadapkan pada kondisi kurang menguntungkan lantaran mengganasnya serangan wereng. “Setelah diberakan beberapa lama, kini sudah ada petani yang menikmati panen, tapi ada juga yang belum bisa tanam,” jelasnya. Dia menyarankan setiap desa punya laboratorium mini untuk memroduksi beauveria.

rei

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Klaten Wereng
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif