Soloraya
Selasa, 8 Februari 2011 - 04:10 WIB

Canaker FA Gloves Klaten unjuk rasa

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos) — Puluhan calon tenaga kerja (Canaker) berunjuk rasa di pabrik FA Gloves Jl Jogja-Solo, tepatnya di Kelurahan Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Senin (7/2). Massa menuntut perusahaan segera mempekerjakan mereka lantaran kursus yang mereka ikuti telah rampung beberapa waktu lalu.

Jika tidak, pengunjuk rasa meminta perusahaan memberikan sertifikat lulus kursus menjahit sehingga mereka bisa melamar pekerjaan di tempat lain.

Advertisement

Perwakilan pengunjuk rasa, Sulistyowati menuturkan dia dan rekan-rekannya telah membayar Rp 250.000 per orang untuk membiayai kursus. “Setelah lulus dijanjikan kerja tapi sampai sekarang tak ada panggilan.”

Padahal, lanjut dia, kursusnya sudah selesai sejak lama. Sulistyowati menambahkan belakangan pihaknya mendapat kabar kalau perusahaan yang memproduksi sarung tangan itu belum memiliki izin usaha. Untuk mengantisipasi adanya penipuan, pihaknya meminta pemilik usaha mengeluarkan sertifikat bahwa mereka telah lulus kursus menjahit.

 Unjuk rasa yang berlangsung mulai pukul. 10.00 WIB itu mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Aparat Satpol PP Klaten, Camat Klaten Selatan, Sip Anwar serta perangkat kelurahan Jetis juga tampak memantau aksi itu. Pengunjuk rasa lainnya Suparti mengaku ikut kursus selama sebulan pada Desember 2010 lalu dan membayar Rp 250.000.

Advertisement

“Karena lama menganggur, saya tertarik dengan lowongan pekerjaan di sini. Tapi kok sampai kini belum dipanggil,” papar warga Klaten Selatan yang mengaku lulusan SMA itu. Menurutnya, pihak perusahaan terkesan memprioritaskan mereka yang sudah berpengalaman dan mengenyampingkan calon pekerja yang baru lulus kursus.

Perundingan yang difasilitasi polisi berlangsung alot. Pemilik pabrik, Firmansyah yang didampingi Manajer, Sri Widodo menjamin semua peserta kursus diterima bekerja. “Kami membutuhkan 250 tenaga kerja yang akan dipanggil secara bertahap.” Belum dipanggilnya lulusan kursus menurutnya karena pasokan listrik di pabrik belum siap untuk beroperasi optimal.

Dia menegaskan pihaknya tak membeda-bedakan antara Canaker yang berpengalaman dengan yang tidak.

Advertisement

Camat Klaten Selatan, Sip Anwar kepada wartawan mengatakan izin usaha di tempat itu menurut sepengetahuannya adalah untuk usaha pembuatan furnitur. Ia mengaku kaget pabrik itu kini berubah memproduksi sarung tangan. “Ya kami minta izinnya diurus dulu,” ungkapnya.rei

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif