News
Jumat, 4 Februari 2011 - 11:27 WIB

Minyak tembus US$ 100, pemerintah status waspada

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Harga minyak dunia saat ini terus melambung menembus level US$ 100 per barel. Pemerintah mengaku mulai waspada karena bisa membuat anggaran subsidi membengkak.

“Memang kita harus mencermati betul situasi harga minyak, karena kenaikan harga minyak satu dolar itu, walaupun akan meningkatkan penerimaan negara, tapi juga mempengaruhi, tidak hanya subsidi yang membengkak. Harga minyak akan selalu berhubungan dengan sektor-sektor lain, yang bisa juga mendorong inflasi,” tutur Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika ditemui di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (4/2).

Advertisement

Hatta menganggap kenaikan harga minyak dunia ini hanya sesaat dan bukan diakibatkan situasi krisis yang terjadi di Mesir. Menurutnya, Mesir bukanlah penghasil minyak, sehingga tidak akan banyak mempengaruhi kenaikan harga minyak dunia.

“Jadi saya menganggap tidak fundamental. Temporary, karena Mesir bukan pengekspor minyak, bukan penghasil minyak. Jadi kalau kita melihat kepada demand dan supply, justru sebetulnya ada kecenderungan, menurunnya permintaan seperti di Amerika dan sebagainya. Sedangkan OPEC sendiri berkomitmen untuk meningkatkan produksi sampai 1,5 juta barel,” kata Hatta.

“Namun demikian, kita tetap mewaspadai. Kita selalu rapat kordinasi dengan BI, selalu sebulan sekali. Terutama kita menjaga betul inflasi,” ungkap Hatta.

Advertisement

Pemerintah pun juga berkomitmen untuk bisa menahan laju inflasi karena kenaikan harga minyak dunia dan kenaikan harga pangan yang terjadi.

“Kita bersyukur pangan sudah mulai turun. Minggu-minggu kemarin, sebentar lagi akan panen raya. Kita harapkan akan terjadi deflasi pada pangan, pada bulan-bulan ini, atau bulan-bulan depan,” tukas Hatta.

dtc/tiw

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Harga Minyak
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif