“Ya seluruh wilayah di Indonesia bisa melihat langsung hujan meteor Alpha Centauri. Nggak perlu menggunakan alat, dan lebih jelas kalau di tempat yang gelap,” ujar Koordinator Kunjungan dan Peneliti Observatorium Bosscha, Evan I Akbar, Rabu (2/2).
Evan mengatakan, hujan meteor ini tidak bisa disaksikan warga yang tinggal di Amerika Serikat dan Rusia. Yang bisa melihat hanya warga di Indonesia, Australia, Afrika bagian selatan atau negara-negara yang berada di selatan.
“Bisa dilihat di langit bagian selatan. Karena meteor itu sumbernya dari arah selatan menuju ke barat laut, utara, timur laut,” tuturnya.
Ketika ditanya berapa jumlah meteor yang terlihat penduduk di bumi, Evan mengaku tidak bisa memastikannya. Pasalnya, di luar atmosfer bumi, banyak meteor yang terdiri dari jenis batu, besi, batu besi ukurannya kecil seperti pasir atau genggaman tangan orang dewasa. Meteor itu jatuh ke bumi, karena gaya grafitasi bumi.
“Jumlahnya banyak dan kejadiannya sekejap. Tapi meteor itu jarang jatuh sampai ke bumi. Kebanyakan, meteor itu terbakar di langit,” tuturnya.
Tak hanya meteor Alpha Centaurids yang bisa dilihat secara langsung. Warga Indonesia juga bisa melihat hujan meteor sekitar 21 April 2011.
“Kalau di bulan April itu namanya meteor Lyrids, yang arahnya dari timur ke barat,” jelasnya.
Ia berharap, cahaya dari hujan meteor tidak dikait-kaitkan dengan hal-hal yang aneh, maupun berbau klenik.
“Jangan disimpulkan dengan yang aneh-aneh. Lebih baik menjadikan hiburan bisa melihat hujan meteor dan tidak perlu khawatir,” tutur Evan.
dtc/tiw