Soloraya
Rabu, 2 Februari 2011 - 08:47 WIB

Puso total serang empat desa di Kecamatan Gantiwarno

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Warga di empat desa di Kecamatan Gantiwarno, Klaten tahun 2011 ini terpaksa gigit jari. Pasalnya, lahan pertanian mereka mengalami puso total lantaran serangan hama wereng.

“Jumlah total lahan yang terserang wereng mencapai 226 hektare. Dari jumlah tersebut, lahan pertanian di empat desa dinyatakan puso total,” kata Camat Gantiwarno, Dwi Purwanto ketika ditemui Espos di ruang kerjanya, Selasa (1/2).

Advertisement

Empat desa yang petaninya kurang mujur tersebut ialah Desa Jabung, Mutihan, Towangsan, serta Ceporan. Akibatnya, mereka sama sekali tak bisa membawa hasil panen sama sekali selain sisa-sisa padi yang tak berisi.

Dwi menjelaskan, lahan pertanian di Kecamatan Gantiwarno adalah 1.337 hektare. Dari jumlah tersebut, sebanyak 455 hektare tanaman terancam serangan hama wereng. Sementara, yang mengalamin puso di bawah 90% ialah 226 hektare. “Sedangkan yang mengalami puso total atau di atas 90% mencapai 26 hektare. Jumlah tersebut tersebar di empat desa,” terangnya.

Menurut Dwi, ada perbedaan definisi terkait istilah puso antara petani dengan Dinas Pertanian. Pihak pertanian, kataq Dwi, mengklaim bahwa lahan pertanian baru bisa dikatakan puso jika minimal 90% hasil pertaninnya terserang wereng hingga tak panen. Sementara, jika masih kurang dari 90% belum bisa dikatakan puso. “Jadi, kalau pertanian yang diserang 89% belum bisa dikatakan puso. Sebab, masih bisa panen 11%-nya. Tapi, saya bisa memaklumi antara definisi yang dibuat petani dengan Dispertan,” terangnya.

Advertisement

Sebab, imbuhnya, bagaimana pun juga ketika petani hanya bisa memanen tak lebih 10% dari total yang seharusnya dipanen, itu kan sama saja dengan bangkrut. Bahkan, untuk biaya tanam kembali saja tak mencukupi. “Jadi, saya bisa memahami kalau petani menyebutnya puso, meski Dispertan belum menyatakan puso,” paparnya.

Atas dasar itulah, Dwi menyebutkan baru ada 26 hektare pertanian yang puso dalam artian sawahnya benar-benar ludes tak panen. Sementara, sebanyak 226 hektare tanamn padi lainnya belum puso total dalam artian petani masih bisa memanen meski hanya sedikit.

Diakuinya, puso yang melanda Gantiwarno baru kali pertama itu yang terjadi secara massif. Terkait itulah, pihaknya meminta agar warga mulai menyiapkan skill lain sebagai usaha sampingan ketika pertanian mereka diserang wereng. “Sebagian warga memang sudah mulai membuka usaha sampingan. Harapnnya, ketahanan ekonomi warga tetap terjaga ketika sawah tak panen.”

Advertisement

asa

Advertisement
Kata Kunci : Kecamatan Gantiwarno
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif