“Ini negara saya. Di sini tempat saya tinggal, saya berjuang dan membela tanah air ini, kedaulatan dan kepentingannya, dan saya akan mati di tanah ini,” kata Mubarak seperti diberitakan Press TV, Rabu (2/2).
Mubarak pun menuding kelompok oposisi memiliki agenda rahasia dengan mengubah aksi demo yang semula damai menjadi rusuh.
Sejauh ini Mubarak seakan mengabaikan tuntutan jutaan demonstran yang menginginkan dirinya mundur segera. Dalam pidatonya pada Selasa (1/2) Mubarak berjanji tidak akan ikut mencalonkan diri dalam pemilihan umum yang menurut rencana akan digelar pada September mendatang. Namun Mubarak menegaskan dirinya akan tetap berkuasa sebelum September tersebut.
Mubarak yang anak seorang petani itu, dilahirkan pada tahun 1928 di Desa el-Meselha Kahel. Dia tamat dari Akademi Militer pada tahun 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak diangkat menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir. Ini menjadi pintu pertama bagi Mubarak untuk masuk ke lingkungan elit politik.
Mubarak kemudian dikenal sebagai pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Mubarak pun ditunjuk menjadi Wakil Presiden oleh Sadat pada tahun 1975. Sejak itu Mubarak memainkan peran penting dengan menjalin hubungan dengan negara-negara Barat. Pada tahun 1981, Sadat tewas ditembak, Mubarak pun naik menjadi orang nomor satu di Mesir.
dtc/tiw