SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Salatiga (Espos)--Dua organisasi kemasyarakatan terbesar di Kota Salatiga, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, secar normatif, akan bersikap netral dan tidak berpolitik praktis menjelang Pilkada Salatiga, 8 Mei mendatang.
Namun, pengurus kedua organisasi Islam ini tidak melarang anggotanya untuk terjun berpolitik praktis bahkan menjadi juru kampanye pasangan calon sepanjang tidak mengatasnamakan lembaga. Sekretaris Tanfidziyah PC NU Kota Salatiga, Miftahuddin, mengungkapkan secara kelembagaan, NU tidak akan mendukung salah satu pasangan calon. Tapi secara perseorangan, sambungnya, itu terserah pribadi masing-masing.
“Tidak ada instruksi formal untuk mengarahkan pada calon tertentu. Namun memang tak bisa dipungkiri adanya kedekatan emosional sangat mempengaruhi pilihan,” papa dia kepada Espos, Selasa (1/2).
Pernyataan Miftahuddin ini mengacu pada langkah Bendahara PW NU Jateng, Bambang Riantoko, yang akan mencalonkan diri sebagai Wawali mendampingi Iwan Setyo Purbowo dari Partai Demokrat selaku balon walikota pada Pilkada Salatiga. Menurutnya, akan sangat lumrah jika warga NU akan cenderung memilih salah satu dari warganya sendiri.
Miftahuddin mengakui, persoalan Pilkada menjadi salah satu topik yang menjadi pembahasan PC NU tapi bukan yang utama dan tidak sampai pada munculnya rekomendasi dukungan. Ia mengatakan ini semata-mata menjaga khittah.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga, Badwan, menyatakan hal serupa. Muhammadiyah bukanlah organisasi politik sehingga tidak akan terjun ke politik praktis. Terkait dukungan PAN, partai yang lahir dari rahim Muhammadiyah, kepada PDIP yang mencalonkan pasangan Diah Sunarsasi-Milhous Teddy S, jelasnya, tidak serta merta membuat Muhammadiyah mengikuti sikap politis partai berlambang matahari terbit itu. “Tapi kalau personelnya itu, hak masing-masing,” tukasnya.
kha