Diduga, bau itu terjadi saat pengunjung nekat kencing saat berada di ruang ganti tersebut. Salah seorang pengunjung umbul, Joko, warga Boyolali mengatakan dengan kondisi ini memang sangat sedikit pengunjung yang masuk ke umbul yang berada di depan Masjid Ciptomulyo tersebut. “Kondisi ini juga diperparah hiasan dinding juga sudah mulai rusak,” ujarnya kepada Espos, Kamis (27/1).
Selain bau dan rusaknya hiasan dinding, Umbul Sungsang itu juga terlihat kotor. Pasalnya, dinding pemandian juga dipenuhi dengan coretan, baik menggunakan spidol maupun cat semprot. Sedang petugas jaga pemandian Umbul Sungsang dan Umbul Plempeng Sri Suwarni mengakui adanya bau tersebut. Dirinya bersama petugas setiap pagi selalu membersihkan di setiap sudut umbul serta membersihkan seluruh kamar ganti dengan air bersih. Namun, bau tersebut juga belum hilang sepenuhnya.
“Seharusnya kamar ganti juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Sehingga pengunjung bisa memanfaatkan kamar ganti itu untuk kencing,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga mengaku kesulitan menarik karcis masuk bagi pengunjung. Diakuinya, pintu masuk Umbul Sungsang memiliki sejumlah pintu masuk melalui gang perkampungan warga. “Selain itu juga ada pengunjung yang nekat masuk dengan cara menyeberang sungai. Saya juga harus berkeliling untuk menarik karcis masuk sebesar Rp 1.000/orang,” papar dia.
fid