SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Boyolali (Espos)— DPRD Boyolali mengungkap adanya dugaan penyelewengan dana bantuan bencana erupsi Merapi, terutama untuk kegiatan program padat karya dan ganti hewan ternak bagi warga di lereng Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali.,Wakil Ketua DPRD Boyolali, Thontowi Jauhari, mengatakan dari laporan yang diterima pihaknya dugaan penyelewengan itu terutama untuk pembelian alat-alat program padat karya dan penggantian ternak sapi.
“Dari laporan yang masuk ke kami, pemanfaatan dana Rp 24 juta untuk pembelian peralatan padat karya itu hanya dibelikan sejumlah peralatan antara lain tujuh buah linggis, empat buah dandang, dua buah garuk, dua buah senggrong dan sebuah pecok,” ujarnya kepada wartawan di Boyolali, Kamis (27/1).
Thontowi mengatakan dengan adanya laporan itu, pihaknya mendesak Pemkab untuk segera mengusut tuntas adanya dugaan penyelewengan dana tersebut. Pasalnya, hal itu menyangkut masalah bencana Merapi yang pemanfaatannya sangat dibutuhkan oleh warga.
Selain dugaan penyelewengan dana, menurut Thontowi, juga terkait adanya penarikan dana untuk penggantian sapi yang mati akibat erupsi Merapi. Dalam laporan itu, jelas Thontowi, pemilik sapi yang akan memperoleh ganti ditarik uang Rp 800.000/orang. Dana itu, menurut Thontowi, digunakan untuk biaya administrasi dan keperluan desa.
Laporan itu, jelas Thontowi, juga menyebutkan adanya dugaan penyelewengan, yakni warga yang tidak memiliki sapi, namun didaftarkan sebagai penerima sapi pengganti. “Setelah sapi pengganti itu diserahkan, diambil lagi dan diganti uang sebesar Rp 350.000,” tandas dia. Terpisah, Asisten III Setda Boyolali dr Syamsudin MKes mengaku pihaknya belum menerima adanya laporan dugaan penyelewengan dana bantuan itu. “Belum ada laporan. Nanti kami cek terlebih dahulu,” ujarnya kepada wartawan, Kamis.
fid