Wonogiri (Espos)—Serangan virus kerdil rumput dan kerdil hampa serta hama wereng yang terus merebak beberapa waktu terakhir masih meresahkan petani di Kecamatan Selogiri karena belum ada cara penanggulangannya. Koordinator Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Selogiri, Marija Hendarto, menyebutkan serangan wereng juga mengakibatkan tanaman di areal seluas 23 ha rusak berat, 37 ha rusak sedang, serta 310 ha lahan lain mengalami kerusakan ringan di beberapa desa.
“Dari 29 hektare itu, hanya satu hektare tanaman puso disebabkan wereng. Sisanya padi seluas 28 hektare gagal panen akibat virus kerdil rumput dan kerdil hampa,” ujarnya ditemui <I>Espos<I> di ruang kerjanya, didampingi sejumlah petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL), Jumat (21/1).
Marija menyatakan virus kerdil tidak bisa dikendalikan karena belum ditemukan obatnya. Satu-satunya cara membasmi penyakit tersebut adalah petani harus membakar tanaman padi mereka. Dia menjelaskan, virus kerdil rumput menyebabkan tanaman tak bisa tumbuh dan berbuah dengan normal, sedangkan virus kerdil hampa mengakibatkan bulir-bulir buah padi menjadi tidak berisi.
Data di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Selogiri, dari lokasi areal puso di lima desa berbeda, Desa Pule merupakan wilayah dengan lahan gagal panen terbesar, yaitu 16 hektare, meliputi 15 hektare akibat virus kerdil dan satu hektare lain diserang wereng. Selain di Pule, empat desa lain dengan areal puso adalah Nambangan, Jaten, Kepatihan, dan Jendi.
Untuk menekan areal kerusakan tanaman, petani rutin menggelar kegiatan penyemprotan hama dan penyakit. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri juga memberi bantuan obat ke petani sebagai stimulan.
try