Teheran (Espos)—Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad Rabu (19/1) waktu setempat mengatakan, Negara Barat tak berhak untuk mencampuri urusan dalam negeri Tunisia. Berbicara di hadapan massa di Kota Yazd, Iran tengah, Ahmadinejad mengatakan negara-negara Barat bertujuan untuk mencabut hak-hak rakyat Tunisia melalui perang psikologis, demikian laporan satelit Press TV dalam bahasa Inggris.
Dalam laporan itu juga disebutkan, Ahmadinejad juga mengatakan Tunisia menginginkan pemerintahan Islam. Dewan Konstitusi Tunisia memutuskan pada Sabtu untuk mengusir Zine El Abidine Ben Ali dari kekuasaan.
Ben Ali, yang memerintah Tunisia selama lebih dari 23 tahun, melarikan diri ke Arab Saudi pada Jumat setelah terjadi aksi protes besar-besaran di seluruh negeri.
Dari Washington AFP melaporkan, Amerika Serikat, Rabu waktu setempat mendesak pemerintah sementara Tunisia untuk beralih ke demokrasi sejati, dan berjanji membantu setelah pemberontakan rakyat yang menggulingkan Ben Ali.
“Orang-orang Tunisia telah berbicara. Pemerintah sementara harus membentuk transisi sejati menuju demokrasi. Amerika Serikat akan membantu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley dalam pernyataannya di laman mikroblog Twitter-nya.
Presiden Tunisia, Foued Mebazaa sebelumnya menjanjikan “putus hubungan total” dengan masa lalu dan memuji “sebuah revolusi yang bermartabat dan kebebasan,” pada saat jaksa penuntut umum membuka penyelidikan besar terhadap masa kepresidenan Ben Ali.
Penyidik akan memeriksa aset-set domestik dan luar negeri secara ekstensif yang dimiliki oleh Ben Ali.
Ant/AFP