Jakarta— Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan rencana investasi pencairan batubara atau Coal to Liquid (CTL) oleh Sasol Synfuels International (Sasol) asal Afrika Selatan dipastikan batal. Indonesia kehilangan peluang investasi maha besar senilai US$ 10 miliar atau Rp 90 triliun.
Gita menjelaskan ini dikarenakan pihak PT Bukit Asam (BA) tak mampu memenuhi kebutuhan pasokan batubara dari rencana investasi Sasol di Indonesia. Dengan tak terjaminnya pasokan batubara yang memadai maka investasi Sasol sulit terealisasi. “Kemungkinan besar gagal, tanya dirutnya (PT Bukit Asam),” kata Gita di kantornya, Jakarta, Selasa (18/1).
Menurut Gita, jaminan pasokan batubara untuk rencana investas Sasol menjadi kunci realisasi investasi CTL di Indonesia. Namun apa daya pihak PT BA selaku mitra Sasol tak mampu menyanggupi kebutuhan batubara. “Karena BA mengambil sikap tidak bisa memasok. Selama tak ada batubara tak bisa,” kata Gita.
Sebelumnya Dirut PTBA Sukrisno mengaku sulit untuk memenuhi pasokan batubara yang diminta South African Synthetic Oil Ltd (Sasol), sebesar 2 miliar ton. Pasalnya hasil produksi PTBA hanya 1,6 miliar ton dan ini pun telah dialokasikan ke beberapa pembeli dalam bentuk komitmen pasokan.
dtc/tiw