Soloraya
Senin, 17 Januari 2011 - 22:08 WIB

Ngepras tebing, warga Pablegan tewas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Darno, 42, Warga Dusun Salaman RT 5/ RW I Desa Pablengan, Kecamatan Matesih, Karanganyar langsung tewas di tempat lantaran tertimbun material saat melakukan aktifitas penambangan galian tras tebing di bukit Pablengan, Senin (17/1).

Informasi yang dihimpun Espos menyebutkan, kejadian sekitar pukul 08.30 tersebut berlangsung cepat. Saat itu cuaca cerah, korban melakukan aktifitas pengeprasan di tanah tegalan miliknya dengan tinggi tujuh meter dan lebar 10 meter. Bersama pekerja lainnya korban berusaha meratakan tanah tegalan tersebut.

Advertisement

Namun tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang berasal dari atas tebing. Tanpa diduga korban yang tengah berada di bawahnya langsung tertimpa batu dari atas tebing. Dalam sekejap korban tertimbun material longsor dan langsung meninggal dunia ditempat.

“Sebelumnya tidak ada angin atau hujan. Tiba-tiba terdengar suara ‘bres’ cukup kencang. Kami langsung lari. Sedangkan Pak Darno belum sempat lari sudah tertimbun longsoran dari atas,” ujar salah satu saksi mata, Sarju, 47.

Melihat kondisi itu, pihaknya mengaku langsung berusaha memberi pertolongan. Namun lantaran kondisinya yang sulit akhirnya dirinya mencari pertolangan ke warga yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Bersama-sama warga dengan menggunakan peralatan seadanya mengevakuasi korban. Namun naas, korban tidak bisa diselamatkan.

Advertisement

Aparat kepolisian bersama dengan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar langsung melakukan evakuasi begitu mendapat laporan dari warga atas kejadian tersebut.
“Korban ditemukan satu jam berikutnya. Selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar Aji Pratama Heru K.

Heru meminta warga yang melakukan aktivitas penambangan maupun pengeprasan daerah perbukitan mewaspadai ancaman bencana longsor. Apalagi sekitar pertengahan tahun 2010 silam kejadian serupa pernah terjadi dan menelan korban. Sedikitnya empat penambang pasir dan batu (Sirtu) tewas dan dua lainnya luka tertimbun sirtu saat beraktifitas di Dawuhan Kelurahan Blumbang, Kecamatan Tawangmangu.

“Ini kan cuacanya masih sangat ekstrem. Hujan deras terus mengguyur yang menyebabkan kondisi tanah di daerah tebing atau perbukitan rentan terjadi longsor. Jadi harus mewaspadai longsor daerah perbukitan ini,” tuturnya.

Advertisement

Selain kondisi wilayah, Heru juga meminta warga memperlengkapi diri dengan peralatan keselamatan. Dengan demikian bahaya dan risiko kecelakaan kerja dapat diminimalisasi.

isw

Advertisement
Kata Kunci : Penambangan Tewas
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif