Soloraya
Jumat, 14 Januari 2011 - 14:51 WIB

Saluran air depan terminal Krisak mampet, warga protes

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)--Warga masyarakat di sekitar Terminal Krisak, Singodutan, Selogiri mengeluhkan kondisi selokan di tepi jalan yang mampet, sering membeludak ke badan jalan dan menimbulkan bau tak sedap. Pelaksanaan proyek pembangunan terminal tipe A di sebelah barat terminal itu memperparah kondisi tersebut.

Salah seorang warga, Darto, kepada Espos yang menemuinya Jumat (14/1) pagi mengungkapkan mampetnya saluran air itu diduga karena telah terjadi penumpukan sedimen. Kondisi itu semakin parah sejak proyek pembangunan terminal tipe A dimulai. Banyak kendaraan berat pengangkut material bangunan yang keluar masuk lokasi proyek lewat selokan itu, membuat saluran air itu makin rusak.

Advertisement

“Lihat saja, tidak hujan saja selokan itu penuh dan ada genangan di tepi jalan. Kalau hujan kondisinya lebih parah. Air membeludak sampai ke tengah badan jalan sampai setinggi 10 cm. Hampir semua warga dan pengendara yang lewat mengeluh,” jelas Darto, yang tinggal di tepi jalan itu.

Pantauan Espos, selokan yang hanya berupa lubang dari tanah memanjang sepanjang jalan di depan terminal Krisak dan lokasi pembangunan terminal tipe A itu memang penuh air yang sangat kotor dan keruh sehingga menimbulkan kesan kumuh. Selokan itu juga banyak ditumbuhi ilalang sehingga nyaris tidak tampak.

Sementara di tepi jalan tampak genangan air serta material berupa pasir dan lumpur basah menutupi sebagian badan jalan. Pengendara yang lewat harus berhati-hati menghindari genangan air dan lumpur yang diduga merupakan sisa-sisa proyek pembangunan terminal tipe A.

Advertisement

Tokoh masyarakat setempat, Hartono mengaku selama beberapa hari terakhir mendapat banyak pengaduan dari warga tentang bau tak sedap yang muncul dari selokan itu. Selain itu, air dan sisa-sisa material bangunan juga memenuhi sebagian badan jalan sehingga jalan itu menjadi sempit.

Padahal, jalan itu merupakan jalur ramai kendaraan karena merupakan jalur alternatif Selogiri menuju Bulu, Sukoharjo, bahkan sampai Klaten dan Yogyakarta. “Saya mendapat banyak pengaduan dari warga dan sudah cek ke lokasi, ternyata memang benar. Pemerintah mbok ya jangan diam saja. Membangun terminal jangan mengabaikan kondisi lingkungan. Selokan dibiarkan mampet, jalan menjadi kumuh dan rusak, sehingga merugikan masyarakat sekitar dan pengguna jalan,” ujar Hartono, kepada Espos.

shs

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Terminal Wonogiri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif