New York–Indeks saham di bursa Wall Street kembali berakhir di teritori negatif dipicu melemahnya saham produsen obat-obatan, Merck dan juga turunnya harga komoditas.
Meski demikian, indeks S&P 500 tetap memegang rekor tertingginya dalam 28 bulan karena investor melihat trend penguatan akan terus berlanjut, dengan fokus pada ekspektasi membaiknya laporan keuangan.
Pada perdagangan Kamis (13/1), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup melemah 23,54 poin (0,20%) ke level 11.731,90. Indeks Standard & Poor’s 500 juga melemah tipis 2,20 poin (0,17%) ke level 1.283,76 dan Nasdaq melemah 2,04 poin (0,07%) ke level 2.735,29.
Selama sesi perdagangan, harga tembaga turun dari titik tertingginya karena kekhawatiran melambatnya permintaan China. Hal itu membuat saham Freeport McMoRan Copper & Gold langsung turun 3,1% dan indeks sektor material S&P melemah 0,8%.
“Fakta pasar komoditas bergerak melemah, itulah yang menekan saham-saham material,” ujar Tom Schrader, managing director Stifel Nicolaus Capital Markets seperti dikutip dari Reuters, Jumat (14/1).
Saham Merck & Co tercatat anjlok hingga 6,6% ke level US$ 34,69 atau menguasai hampir setengah dari pelemahan indeks industri Dow Jones. Pelemahan saham Merck terjadi setelah berhenti memberikan obat pencegah pembekuan darah, salah satu percobaan obat paling penting, untuk beberapa pasien. Indeks kesehatan S&P turun 0,54%.
Klaim awal pengangguran mingguan meloncat ke titik tertingginya sejak Oktober pada pekan lalu, sementara biaya energi dan makanan mendorong indeks produsen pada Desember.
Perdagangan berjalan tidak terlalu ramai, dengan perdagangan di New York Stock Exchange mencapai 7,57 miliar lembar saham, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 8,47 miliar lembar saham.
dtc/tiw