Soloraya
Jumat, 14 Januari 2011 - 21:51 WIB

Pokja Layak Anak sudah lama ajukan Taman Cerdas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Kelompok Kerja (Pokja) Layak Anak Kelurahan Jebres sudah diketahui lama mengajukan proposal permohonan pembangunan Taman Cerdas.

Namun belum ada respons positif dari Pemkot Solo sehingga permintaan serupa mencuat dari anak-anak Jebres dalam sarasehan bersama Walikota, Joko Widodo (Jokowi), Kamis (13/1) lalu. Lurah Jebres, Tamso saat ditemui Espos di rumah dinas (Rumdin) Jumat (14/1) meyakini proposal taman cerdas sudah berada di meja Walikota.

Advertisement

“Tapi karena anak-anak tidak tahu sehingga banyak yang meminta taman cerdas dan taman bermain kepada Walikota kemarin (Kamis-red),” ujarnya.

Tamso menjelaskan taman cerdas seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari Kelurahan Layak Anak (KLA). Taman cerdas akan menjadi pusat kegiatan anak-anak baik beljar, bermain, serta mengekspresikan diri. Apalagi taman cerdas selalu dilengkapi fasilitas seperti komputer dengan jaringan internet, koleksi buku baik fiksi dan non-fiksi, juga taman bermain. Di Kecamatan Jebres sudah dibangun Taman Cerdas Gandekan dan Taman Cerdas Mojosongo.

Di Kelurahan Jebres taman cerdas diusulkan dibangun di lahan belakang Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jl Ki Hajar Dewantara. Lahan seluas 1000 meter persegi itu berstatus hak pakai (HP) Pemkot Solo. Sementara mengenai pelaksanaan program KLA di Jebres Tamso telah menyiapkan sederet agenda merujuk pada bidang kesehatan, pendidikan, partisipasi anak dan perlindungan anak.

Advertisement

“Dalam bidang partisipasi akan kami libatkan dalam Musrenbangkel, bidang perlindungan akan dibentuk pos perlindungan anak,” terangnya.

Pemerintah Kelurahan dan Pokja Layak Anak terus mensosialisasikan gerakan perlindungan anak kepada para orangtua. Sebab orangtua memegang peran paling sentral dalam pendidikan anak. Sebagai contoh Satgas gerakan jam wajib belajar pukul 18.30 WIB hingga 20.30 WIB tidak optimal tanpa dukungan orangtua. Selama ini pemantauan intensif door to door sebatas dilakukan menjelang ujian/tes sekolah.

“Untuk hari­-hari biasa pengawasan diserahkan Satgas tingkat RW. Kami dukung dengan alarm/sirene tanda jam belajar setiap harinya,” tegas Tamso.

Advertisement

kur

Advertisement
Kata Kunci : Anak Solo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif