SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Wonogiri (Espos)–Tantangan yang dihadapi petani di Kecamatan Selogiri setahun terakhir ini sungguh berat. Setelah nyaris tak bisa panen karena serangan hama wereng cokelat pada pertengahan 2010 lalu, kini hasil panen mereka kembali terancam anjlok karena serangan virus kerdil.
Virus ini merupakan dampak ikutan dari serangan hama wereng cokelat. Tanaman yang terkena virus ini tidak bisa tumbuh normal dan tidak bisa berbuah atau mengeluarkan bulir padi. Parahnya, virus ini tidak bisa dicegah atau pun diobati dan satu-satunya cara untuk membasmi adalah dengan mencabut tanaman hingga ke akarnya.
Koordinator petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian Selogiri, Marija mengungkapkan saat ini rata-rata 10% dari lahan pertanian yang ditanami padi dan sudah berumur 40-an hari terkena virus kerdil. “Saat ini ada 80-an hektare lahan yang tanaman padinya berumur 40 hari. Di antaranya yang sudah terserang di Desa Pule. Kami sudah menginstruksikan petani untuk segera membabat tanaman yang kerdil itu agar virusnya tidak menulari yang lain. Memang itu satu-satunya cara karena virus ini tidak ada obatnya,” ujar Marija kepada Espos, Kamis (13/1).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH), Guruh Santosa mengungkapkan virus kerdil ini memang tak bisa dihindari setelah serangan hama wereng cokelat beberapa bulan lalu. Dia mengatakan serangan virus ini sudah pasti akan menurunkan produksi pertanian di wilayah yang terserang.
“Kami belum bisa memastikan berapa penurunan hasil panennya. Kami harus menghitung dulu, apalagi ini kan belum panen. Tapi yang jelas hasilnya akan menurun karena tanaman yang kena virus kerdil kan tidak bisa mbleduk (berbuah-red),” jelas Guruh.
shs