Soloraya
Rabu, 12 Januari 2011 - 19:19 WIB

Bahu Sungai Bengawan Solo di Ngasinan longsor

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - LONGSOR--Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya (berpeci) meninjau lokasi tanah longsor yang terjadi di desa setempat, tepatnya di daerah pinggiran Sungai Bengawan Solo yang melintas di sana, Rabu (12/1) siang. (FOTO: Espos/Oriza Viloza)

LONGSOR--Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya (berpeci) meninjau lokasi tanah longsor yang terjadi di desa setempat, tepatnya di daerah pinggiran Sungai Bengawan Solo yang melintas di sana, Rabu (12/1) siang. (FOTO: Espos/Oriza Viloza)

Advertisement

Sukoharjo (Espos)–Bahu Sungai Bengawan Solo yang berada di sekitar Dusun Weko RT 3/RW VII, Ngasinan, Bulu, Sukoharjo, longsor sepanjang sekitar 200 meter, Rabu (12/1). Longsornya tanah di daerah itu diakibatkan oleh tekanan air di area meander atau tikungan sungai.

Salah satu warga setempat, Mitro Supodo, 60, mengatakan, longsornya tanah di dekat rumahnya itu terjadi berangsur-angsur selama sepekan tekakhir. Dia mengatakan tanah di sekitar lokasi itu sebelumnya merupakan pekarangan rumah warga. “Dulu, di sini (di daerah longsor-red) dipakai warga sebagai pekarang rumah. Tapi pemiliknya yang bernama Wongso sudah pindah ke Sidodadi,” terangnya.

Advertisement

Salah satu warga setempat, Mitro Supodo, 60, mengatakan, longsornya tanah di dekat rumahnya itu terjadi berangsur-angsur selama sepekan tekakhir. Dia mengatakan tanah di sekitar lokasi itu sebelumnya merupakan pekarangan rumah warga. “Dulu, di sini (di daerah longsor-red) dipakai warga sebagai pekarang rumah. Tapi pemiliknya yang bernama Wongso sudah pindah ke Sidodadi,” terangnya.

Pantauan Espos, terdapat sebuah sumur yang berdiri di tepi sungai dan badan sumur sepanjang sekitar sembilan meter ke bawah. Badan sumur itu terlihat jelas dari sudut pandah tanah di pinggiran sungai sekitarnya, tepatnya dari arah utara. “Itu sisa sumurnya Pak Wongso,” tambah Mitro.

Dia menyampaikan warga resah melihat keadaan itu. Mereka takut longsor merembet ke tanah-tanah di sekitar sungai.

Advertisement

Menurutnya, penanganan masalah itu berada di pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). “Kami datang atas laporan warga. Pemkab Sukoharjo sifatnya hanya preventif dan selanjutnya merupakan wewenang BBWSBS,” katanya di depan wartawan.

Dia mengimbau warga tetap waspada terhadap intensitas hujan belakangan ini. Menurutnya hal itu perlu dilakukan mengingat kondisi tanah di sekitar sungai cenderung labil.

Kepala DPU Sukoharjo, AA Bambang Haryanto yang hadir mendampingi bupati, menjelaskan, setiap tikungan sungai atau mirander seperti di lokasi itu, mempunyai risiko tanah longsor. Dia menyebut longsor di Ngasinan itu terjadi sepanjang sekitar 200 meter dan ketinggian tanah dari dasar sungai mencapai sekitar sembilan meter.

Advertisement

“Banyak meander di Sungai Bengawan. Namun di Sukoharjo hanya sedikit jumlahnya,” jelasnya.

Dia mengatakan pemasangan bronjong atau metode krip-krip di lereng tanah sungai merupakan upaya yang bisa mengatasi tanah longsor. Selain itu, dia menyebut upaya itu sekaligus dapat membentuk aliran sungai yang menikung menjadi lurus.

Sejauh ini, lanjutnya, pihaknya telah melaporkan kondisi itu ke BBWSBS. Pasalnya, menurutnya instansi itu yang berwenang mengatasi dan melakukan penanganan. “Ini wewenang BBWSBS. Mereka yang mengurusi, untuk masalah ini dapat ditangani melalui dana sumber APBN,”tambahnya.

Advertisement

ovi

Advertisement
Kata Kunci : Bengawan Solo Longsor
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif