Solo (Espos)–Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Solo menuntut pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan eks pejuang/veteran.
Permintaan itu disampaikan Pimpinan Markas Cabang LVRI Solo, Letnan Satu (Purn) TNI Sjatam Hadibroto saat ditemui wartawan seusai peringatan HUT ke-54 LVRI di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti Solo di Jebres, Selasa (11/1). “Pemerintah harus lebih memperhatikan nasib para pejuang. Yang terjadi saat ini kami seperti habis manis sepah dibuang. Saat ini dari 300-an anggota legiun veteran, sekitar 40 persen merupakan masyarakat menengah dan miskin,” katanya.
Menurut Hadibroto anggota legiun veteran hidup mengandalkan bantuan pemerintah pusat mulai dari tunjangan pensiun sekitar Rp 900.000 dan dana kehormatan veteran Rp 250.000 tiap bulan. Jumlah bantuan dana maksimal yang diterima anggota legiun veteran per bulan Rp 1.250.000. Banyak anggota legiun veteran yang memperoleh bantuan dengan nominal di bawah angka itu. “Akibatnya banyak anak dan cucu legiun veteran yang putus sekolah,” sesal dia.
Selain bantuan dari pusat, LVRI Solo mendapat hibah dana Rp 15 juta/tahun dari Pemerintah Kota (Pemkot) setempat. Bantuan itu diperuntukkan lima Markas Ranting LVRI di Kota Bengawan. Dana hibah dari Pemkot digunakan untuk memenuhi kebutuhan administratif seperti biaya rapat pertemuan. Hadibroto juga berharap nominal dana hibah dari Pemkot yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir ditingkatkan.
kur