Boyolali (Espos)--Lelang material bangunan bekas pasar darurat Boyolali Kota yang berada di kawasan Ngebong dan Tacung kembali gagal. Untuk kali kedua lelang tersebut tidak diminati para peserta.
Ketua panitia lelang Didik Purwanto mengatakan pihak panitia sebetulnya telah menurunkan nilai obyek lelang. Hal itu dilakukan karena dalam lelang pertama beberapa waktu lalu gagal dilaksanakan setelah tidak ada peminat.
Didik mengatakan ada dua obyek bangunan yang dilelang, yakni bangunan bekas pasar darurat milik Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan Pertambangan dan Kebersihan (DPUPPK) yang berada di sepanjang jalan Tacung hingga depan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) serta los di subterminal Ngebong, senilai Rp 66,223 juta. Objek kedua, jelas Didik, bangunan bekas pasar darurat milik Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) senilai RP 122,569 juta.
Obyek lelang milik Disperindagsar itu berupa 23 kios di sebelah selatan Pasar Ayam Ngebong dan los di sebelah barat gedung PMI Boyolali.
Dalam lelang kedua itu, nilai lelang telah diturunkan. Menurut Didik, nilai obyek lelang material bangunan milik DPUPPK diturunkan menjadi Rp 53 juta. Sedang milik Disperindagsar senilai Rp 98 juta.
“Karena dalam lelang kedua juga tidak laku, maka kami akan koordinasi dulu dengan Sekda terkait langkah selanjutnya,” papar dia.
Terpisah, Plt Sekda Ir Mulyatno mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan terkait gagalnya lelang bangunan bekas pasar darurat Boyolali kota.
“Tetapi kalau memang kondisinya seperti itu, nantinya bisa dimanfaatkan untuk rehab pasar-pasar tradisional yang ada di Boyolali. Sehingga tidak muspra dan daripada tidak laku dilelang,” papar dia kepada wartawan di Boyolali, Rabu.
Sebelumnya, Kabid Pengelolaan dan Pengembangan Pasar, Disperindagsar, Jarot Suryono mengatakan penetapan harga limit dalam lelang pertama sudah melalui tim penaksir Kantor Lelang Negara.
fid