News
Selasa, 4 Januari 2011 - 22:48 WIB

Pemerintah diminta mengerem ekspor rotan mentah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kamar Dagang Industri (Kadin) Solo dan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Solo meminta pemerintah bisa mengerem ekspor bahan baku rotan dan mempermudah proses transaksi perdagangan rotan dari Kalimantan ke Pulau Jawa.

Ketua Kadin Solo, Hardono, menyampaikan bahan baku rotan dari Kalimantan sangat sulit masuk ke Pulau Jawa. Sehingga, pelaku industri rotan mengalami keterbatasan bahan baku.

Advertisement

“Kalau sekarang ekspor bahan baku kayu sudah dibatasi, tetapi untuk rotan belum. Justru untuk masuk ke Pulau Jawa tidak mudah. Sehingga, tidak heran jika saat ini banyak perajin rotan dari Trangsan, Gatak, Sukoharjo yang beralih profesi menjadi tukang rangka, tukang bakso karena mereka tidak bisa produksi lagi lantaran kesulitan bahan baku,” papar Hardono, di sela-sela Rembug  Soloraya di Lorin, Selasa (4/1).

Hal ini pun disampaikan Ketua Asmindo Soloraya, David R Wijaya. “Selama ini, para penghasil rotan mentah di Kalimantan masih diperbolehkan jual rotan mentahnya ke luar negeri. Tetapi, ketika akan dijual ke Jawa misalnya, prosesnya sangat berbelit. Untuk masuk ke Jawa mereka kesulitan.”

Menurutnya, problem ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu yakni saat pemerintah mengeluarkan Permendag Nomor 36/2005 tentang Ketentuan Ekspor Bahan Baku Rotan. Yang mengakibatkan pengusaha mebel rotan kesulitan mendapatkan bahan baku.

Advertisement

Ia berharap peraturan ini segera dicabut, dan pemerintah diharap lebih mementingkan pemanfaatan bahan baku atau rotan mentah itu untuk pengembangan industri rotan dalam negeri.  “Untung saja, saat ini permintaan rotan masih stagnan lantaran pasar global terutama di Eropa dan AS masih belum pulih total. Kalau permintaan tinggi, tentu akan kesulitan.”

Ia menggambarkan, nilai ekspor rotan tahun 2010 diperkirakan mencapai angka US$55 juta hingga US$60 juta. “Pertumbuhannya hanya sekitar 10%. Padahal, target Asmindo setahun lalu ekspor mebel bisa tumbuh 15%.”

haw

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Ekspor Rotan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif