“Polisi masih tetap melokalisir Iwan yang diduga sebagai otak perampokan. Diduga, Iwan dan rekannya berada di ketinggian tertentu di Gunung Singgalang. Sisanya tinggal itu saja. Dua itu saja yang masih kami kejar,” tegas Kapolres Bukittinggi AKBP Wisnu Andayana saat dihubungi, Senin (27/9).
Pasukan yang diterjunkan mengejar Iwan antara lain terdiri Brimob Polda Sumbar dan personel polisi dari Polres Bukittinggi. Untuk mengantisipasi agar pelaku tidak lolos menuju jalan raya, polisi telah menutup dan melokalisir akses itu. Sehingga para tersangka perampok ini diyakini akan sulit keluar dari lokasi.
“Kami hanya menunggu sekarang seberapa mampu mereka bertahan. Saat ini di atas gunung suhunya sedang dingin,” ungkap Wisnu.
Iwan dan satu tersangka lainnya diduga membawa uang ratusan juta rupiah dan tujuh pucuk senjata. Kawanan rampok ini mengobrak-abrik tiga mesin ATM di kampus Universitas Bung Hatta pada Sabtu (25/9) dinihari lalu. Polisi hingga kini masih menyelidiki asal senjata yang mereka gunakan.
Kawanan rampok ini terdiri dari 10 orang. Delapan orang dilumpuhkan aparat beberapa jam setelah aksi mereka diketahui. Empat diantaranya tertembak mati, tiga orang terluka dan satu orang menyerahkan diri kepada aparat. Para pelaku berasal dari Lampung dan Jambi.
Dalam aksinya mereka menggunakan dua mobil. Salah satunya Toyota Avanza sudah disewa dari sebuah rental di Padang Pariaman. Mobil itu ditemukan dari kaki gunung menuju ke arah Malala. Jalur Malala yang belum rampung dibangun ini bisa tembus ke Padang Luar, Bukittinggi, dan Agam.
vivanews/rif