News
Jumat, 30 Juli 2010 - 13:15 WIB

Perjalanan Sail Banda, dimandikan 'Dedemit' di Laut Banda

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--KRI Makassar baru satu jam meninggalkan Pelabuhan Banda Naira. Kapal yang mengangkut 400 peserta Pelayaran Lintas Nusantara Pemuda Remaja Bahari (LNRPB) ini berlayar menuju Ambon.

Tiba-tiba di tengah laut, terdengar suara tawa terbahak-bahak. Keributan dan teriakan terdengar dari dek bawah dan lorong-lorong kapal. Lampu kapal mati, kondisi gelap total. Saat itu, jam menunjukan pukul 02.00 WIT, Jumat (30/7).

Advertisement

“Saya utusan raja Neptunus, penguasa 7 samudera, datang untuk menyucikan orang-orang darat yang kotor,” teriak seorang pengawal raja Neptunus.

Beberapa detik kemudian, para dedemit pengawal raja Neptunus memasuki kamar-kamar. Tanpa ampun, mereka memaksa seluruh peserta untuk ikut mandi nusantara. Ini adalah tradisi pelayaran yang tidak bisa ditawar lagi. Beberapa pejabat Kementrian yang ikut mendampingi peserta pun ikut diseret.

Anggota TNI yang baru ikut pelayaran ini juga harus merasakan diseret-seret dan dimaki-maki para dedemit pengawal. 2 Orang bule yang ikut acara Sail Banda dari Banda ke Makassar pun ikut diseret.

Advertisement

“Ayo cepat, ayo ke bawah. Awas kalau berani lari,” teriak para dedemit di antara kegelapan.

Para dedemit yang diperankan anggota TNI AL ini bertubuh tinggi besar. Tubuhnya hitam legam dilumuri jelaga plus minyak jelantah sisa menggoreng ikan. Bau badannya jangan ditanya. Mereka juga membawa cambuk yang dilumuri cairan ini.

Semua peserta pun merasakan dibaluri oli dan didorong-dorong para dedemit. Setelah penuh jelaga, para dedemit memaksa peserta meminum jamu nusantara. Entah apa campurannya, tapi yang jelas rasanya tidak karuan, walaupun sebenarnya ramuan ini bisa menolak masuk angin. Setelah itu mereka pun dikumpulkan di dek paling bawah untuk disiram air laut.

Advertisement

Prosesi terakhir adalah sungkeman pada dewa Neptunus dan permaisurinya. Baru setelah itu mereka dinyatakan bersih dan berhak mengikuti pelayaran.

Walau kedinginan dan sempat tegang. Namun para peserta merasa senang-senang saja mengikuti acara ini. Para peserta pun tertawa-tawa sambil membersihkan tubuh mereka yang bau dan hitam legam akibat campuran minyak jelantah dan jelaga.

“Namanya juga ikut KRI. Tentu ada tradisi. Kita senang-senang saja,” ujar Setiawan Utama, seorang peserta LNRPB dari Lembaga Ilmu Penetahuan Indonesia (LIPI).

dtc/nad

Advertisement
Kata Kunci : Dimandikan Sail Banda
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif