News
Senin, 6 Desember 2010 - 15:24 WIB

Disiksa majikan hingga buta, TKW mengadu ke Kemlu

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Haryatin

Haryatin

Advertisement

Jakarta–Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Blitar, Jawa Timur, Haryatin, 30 mengadu ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) karena buta akibat dianiaya majikannya, Haya Mubarok dan Fatma di Riyadh, Arab Saudi. Sejak 2007 hingga pertengahan tahun ini, Haryatin disiksa menggunakan balok, dicambuk kepala dan punggungnya dengan selang air dan dipukul tangan kosong.

Usai tinggal sepah, Haryatin pun dikembalikan ke Indonesia dengan dititipkan ke orang lain pada Agustus 2010. “Mata saya buta akibat setiap hari dipukul kepala saya,” kata Haryatin kepada wartawan usai mengadu ke Kemlu di Jalan Pejambon Raya, Senin, (6/12).

Haryatin mengadu ke Kemlu diterima bagian pengaduan Diten Perlindungan WNI. Menggunakan baju kemeja warna cream, dia dituntun suaminya. Dengan menahan tangis, dia menceritakan semuanya dengan terus menahan tangis.

Advertisement

Menurut Haryatin, kekejaman majikan semakin menjadi- jadi ketika mengetahui Haryatin menelepon keluarganya di kampung atau sebaliknya. Usai mengangkat telepon, majikannya langsung membenturkan kepala ke dinding, menendang, memukul dengan kabel, menampar muka dengan hanger rotan hingga diinjak-injak. ” Saya mau lari tidak bisa. Teriak minta tolong juga percuma, tetangga cuek,” kisahnya.

Upaya melarikan diri pernah dilakukan yaitu dengan kabur lewat penampungan air di belakang rumah lantai dua. Namun Haryatin terjatuh di kebun tetangga dan pingsan hingga tak bisa berjalan selama tiga hari. Selama itu tidak diberi makan disertai siksaan.

“Puncaknya ketika majikan meminta saya mengambil blender tapi malah menampar mata saya dan membenturkan kepala ke tembok sampai mata saya tidak bisa melihat lagi,” cerita Haryatin menahan tangis.

Advertisement

Hingga akhirnya, usai Haryatin tidak produktif bekerja lagi dia dipulangkan dengan dititipkan ke TKI yang hendak pulang ke Indonesia. Untuk sampai Blitar, dia terbang lewat Riyadh- Hongkong- Surabaya . Dilanjutkan perjalanan darat menuju Blitar. “Gaji saya dibayar, tapi untuk berobat mata mana cukup,” tutur istri dari Samsul Huda ini.

dtc/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif