News
Rabu, 27 Oktober 2010 - 14:32 WIB

Pemkab Cilacap bagikan 5.000 masker kepada warga

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Cilacap–Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, melalui Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat membagikan 5.000 masker kepada masyarakat sebagai antisipasi dampak hujan abu Gunung Merapi.

Pembagian 5.000 masker tersebut dilaksanakan di sekitar Alun-alun Cilacap, Damalang, dan Terminal Bus Cilacap pada Rabu pagi (27/10).

Advertisement

Kepala Bidang Penanganan Darurat pada BPBD Cilacap, Suparno mengatakan, pembagian masker ini sebagai langkah antisipasi terjadinya penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada masyarakat akibat menghirup abu vulkanik dari Gunung Merapi.

“Abu vulkanik ini sangat berbahaya terhadap paru-paru sehingga kami membagikan masker ini,” jelasnya.

Advertisement

“Abu vulkanik ini sangat berbahaya terhadap paru-paru sehingga kami membagikan masker ini,” jelasnya.

Selain membagikan masker, BPBD juga menyemprotkan air untuk melarutkan abu vulkanik Gunung Merapi yang menutupi sejumlah ruas jalan di Cilacap.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Bambang Setiyono mengatakan, hingga Rabu siang pihaknya telah membagikan seluruh persediaan masker sebanyak 5.000 lembar.

Advertisement

Kendati demikian, dia mengatakan, masyarakat tidak harus menggunakan masker untuk mengantisipasi terjadinya ISPA tetapi bisa juga memakai selendang maupun sapu tangan.

“Jadi kalau tak ada masker, masyarakat bisa menggunakan selendang, cadar, maupun sapu tangan. Yang terpenting adalah mulut dan hidung tertutup saat keluar rumah,” terang dia.

Terkait upaya membersihkan jalanan maupun lantai dari abu vulkanik tersebut, dia mengatakan, cara yang terbaik melalui proses penyemprotan air agar debu dapat larut dan dialirkan ke tanah.

Advertisement

“Kalau sudah melekat dengan tanah, abu tersebut tidak membahayakan lagi. Namun jika masih kering dan terkena angin justru akan membahayakan bagi kesehatan karena dapat mengakibatkan terjadinya ISPA dan iritasi mata,” katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya warga yang telah mengeluhkan ISPA, dia mengatakan, hingga saat ini belum ada keluhan tersebut. Menurut dia, keluhan-keluhan tersebut biasanya terjadi tiga hari setelah kejadian.

“Kendati demikian kami akan terus memantau termasuk menggerakkan seluruh puskesmas untuk memantaunya sekaligus memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang mengeluhkan ISPA,” katanya.

Advertisement

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif