SBY disarankan untuk tidak menggunakan kata retoris dan langsung berbicara pada inti permasalahan.
“Rakyat tidak butuh kata indah dan retorika, mereka butuh kejelasan dan maunya sepertinya apa?” ujar Sekjen Forum Komunikasi Seniman Tradisi se-DIY, Bondan Nusantara seperti dilansir detikcom, Kamis (2/12).
Bondan menerangkan, ketika sudah bisa mengemukakan maksud yang sebenarnya dengan sangat jelas, maka Bondan menyarankan SBY agar membiarkan rakyat yang menilai perkataan dari SBY.
Bondan menerangkan, ketika sudah bisa mengemukakan maksud yang sebenarnya dengan sangat jelas, maka Bondan menyarankan SBY agar membiarkan rakyat yang menilai perkataan dari SBY.
“Presiden SBY harus tegas dan jelas apa yang dimaksud Monarki,” kata Bondan.
“Nanti tinggal lihat rakyatnya apakah menolak atau mau saja,” tambahnya.
Bondan mengharapkan SBY dapat bersikap bijak untuk mengerti keinginan masyarakat Yogyakarta.
“Di sini bukan pemerintahan monarki karena semua orang bebas keluar masuk di Yogyakarta,” jelasnya.
Seperti diketahui, pada hari ini, sekitar pukul 14.00 WIB SBY direncanakan akan berpidato usai melakukan rapat kabinet paripurna membahas empat hal yaitu RUU Pemda, RUU Pilkada, RUUK DIY dan RUU Desa.
“Presiden akan memberikan pernyataan, termasuk di dalamnya menjelaskan kembali tentang RUUK DIY,” jelas Julian pada Rabu (1/12) kemarin.
Apakah Presiden akan mengklarifikasi statemennya pada 26 November? “Tidak, tapi akan menjelaskan lagi secara utuh. Biar publik memahaminya secara lengkap dan utuh,” jawab Julian.
dtc/nad