News
Selasa, 20 Juli 2010 - 16:21 WIB

Lusa, perupa Salatiga gelar pameran "Ketar-Ketir"

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Salatiga (Espos)

Kelompok perupa Kota Salatiga yang terdiri dari para pelukis, fotografer, pematung dan seni instalasi, mulai Kamis (22/7) hingga 5 Agustus akan menggelar pameran akbar bertajuk <I>Ketar-Ketir<I> di Warung Joglo “Bu Rini” Jl Mawar, Salatiga.

Advertisement

“Kelompok perupa kami ini bernama Sekolah Rakyat Bersama (SRB). Pameran kami gelar sebagai salah satu bentuk kepedulian kami untuk menggairahkan dunia seni budaya di Salatiga, selain tentu saja untuk menggugah kepedulian masyarakat terhadap pelestarian alam,” kata Catur Setyawati Handayani, Sekretaris Perupa SRB kepada <I>Espos<I>, Selasa (20/7).

Menurut Catur, secara khusus tema yang diusung dalam pameran para seniman Salatiga ini adalah <I>Menghayati Budaya dan Alam<I>. ”Pameran akan dibuka pukul 19.30 WIB di Warung Joglo Bu Rini                    Jl. Mawar, Salatiga. Yang akan dipamerkan adalah hasil karya seni rupa, foto, lukisan, patung dan instalasi,” jelas Catur.

Adapun para perupa yang akan menggelar karyanya adalah Aditya, Andita N, Eddy S, Elano Gantiano AL, Greg Copeland,     Kusmei Santo, Lily Marliana, Lukman Usdianto, Martin Thresna, Odoy Puguh S, Refi Mascot, Ricky Karamoy, Ronie Arto, Sari Amalia Joesoef, Sigit Kustiawan, Sony Wicaksono, Yani Mariani Sastranegara.

Advertisement

”Kami semua mempunyai cita-cita hebat, untuk memajukan seni dan budaya di Salatiga selain tentu saja menciptakan harmoni dengan lingkunga dan alam. Hajatan ini, kalau boleh kami sebut adalah salah satu bentuk perjuangannya,” tambah Catur.

Terkait dengan tema <I>Menghayati Budaya dan Alam<I> maupun judul pameran <I>Ketar-Ketir<I> terdapat keterkaitan dengan beragam hasil karya dengan para perupa yang akan ditampilkan.  ”Kami berharap dengan pameran ini kami bisa memberi inspirasi dan motivasi kepada masyarakat menjadi anak bangsa yang berpikir, kreatif dan memiliki tujuan mulia, setidaknya mempunyai keinginan saling mengingatkan betapa pentingnya memelihara lingkungan dengan mempertahankan alam serta budaya leluhur dengan tidak anti terhadap tehnologi mutakhir seperti alat perekam, produksi cat dan banyak alat yang bisa digunakan berkreasi,” tambah Catur. <B>mul<B>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif