Soloraya
Rabu, 3 November 2010 - 01:59 WIB

Sedih kalau tak bisa sediakan tepat waktu

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Oleh: Ahmad Mufid Aryono

Advertisement

Hawa dingin masih menyelimuti kawasan Selo dan lereng Merapi lainnya. Namun kesibukan nampak di sebuah gedung yang berada di timur Lapangan Samiran, Selo, Selasa (2/11), yang kini berubah menjadi tempat pengungsian warga yang berada di lereng Merapi.

Sebagian orang tampak mencuci beras. Di tempat lain, tampak beberapa orang menyiapkan kompor beserta peralatan masak. Relawan lainnya tengah membersihkan ubi jalar.

Advertisement

Sebagian orang tampak mencuci beras. Di tempat lain, tampak beberapa orang menyiapkan kompor beserta peralatan masak. Relawan lainnya tengah membersihkan ubi jalar.

Tanpa ada komando, para relawan itu bekerja. Keringat yang membasahi tubuh sepertinya tak dirasakan. Mereka menganggap makanan segera matang dan dibungkus. Makanan yang berisi nasi dan lauk ditempatkan dalam kertas makanan.

Itulah rutinitas yang tergambar dalam dapur umum pengungsi Merapi di Kecamatan Selo. Dapur umum yang memanfaatkan gedung olahraga yang belum jadi itu memiliki tanggung jawab yang cukup besar untuk penyediaan makanan bagi para pengungsi. Tak tanggung-tanggung, tiap hari harus menyediakan nasi dan lauk bagi 4.000 orang pengungsi.

Advertisement

Diakui Sugiyarto, karena keterbatasan relawan yang membantu, maka jatah makan datang terlambat. Sebagai gantinya, untuk menyiasati, pihaknya merebus uji jalar atau memberikan kue kering terlebih dahulu kepada para pengungsi.

“Lauknya pun juga berganti-ganti. Kadang dengan ikan asin atau sayuran,” jelas dia.

Senada, anggota Detasemen Perbekalan dan Angkutan (Denbekang) IV-44-041/Solo Letda Kurdi mengatakan di dapur umum disediakan enam panci besar untuk memasak nasi dan air. Tiga panci digunakan untuk menanak nasi yang memiliki kapasitas hingga 25 kg beras. Jumlah itu, diakuinya cukup untuk sekitar 200 orang pengungsi.

Advertisement

“Logistik ada yang mengurusi. Kami hanya mengolah logistik yang ada,” papar dia.
Mengenai suka dan duka, dirinya mengaku ikhlas untuk menjalankan tugas tersebut.

Pihaknya juga senang, jika jatah makan bisa tepat waktu dengan jam makan.

Namun demikian, pihaknya merasa sedih karena tidak bisa menyediakan makanan tepat waktu. Pasalnya, bagian dapur akan disalahkan.

Advertisement

“Padahal telah bekerja keras. Tetapi banyak faktor yang mempengaruhi,” tandas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif