Kaleidoskop
Kamis, 30 Desember 2010 - 17:16 WIB

UN terus bergulir (Pendidikan--bagian I)

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kontroversi

Sejak awal 2010, kontroversi seputar Ujian Nasional (UN) masih menjadi perhatian utama masyarakat. Pada 7 Januari, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan saran agar model Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) kembali diberlakukan. Harapannya, sistem ini akan lebih menguntungkan siswa.

Advertisement

Namun Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS) dan Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS) justru mendukung tetap digunakannya sistem UN, dengan catatan UN bukan menjadi satu-satunya penentu kelulusan. Menurut Ketua DPKS, Ichwan Dardiri, nilai ujian akhir sekolah (UAS) juga menjadi rujukan untuk menentukan kelulusan siswa.

Persoalan ini terus bergulir bagaikan bola panas, baik di tingkat pusat maupun daerah hingga pelaksanaan UN tingkat SMA/SMK pada 22-26 Maret 2010.

Saat pelaksanaan UN, berbagai kejadian di Kota Batik ini pun menarik untuk dicermati. Salah satunya yaitu isu kebocoran soal UN menjelang hari H. Disinyalir, ada pihak-pihak yang memanfaatkan momentum itu untuk meraup keuntungan dengan menjual jawaban yang disebut-sebut sebagai kunci jawaban soal UN, senilai Rp 2 juta-Rp 6 juta.

Advertisement

Siswa di SMAN 1 Solo juga sempat dibuat khawatir terkait informasi adanya lembar jawab UN siswa yang tercecer. Para siswa resah karena hal itu bisa merugikan siswa. Ada juga guru yang berpendapat tentang soal UN Mapel Matematika yang bermasalah, karena menurutnya tidak ada jawaban yang tepat.

Kejadian di SMAN 1 Solo berakibat terbitnya surat peringatan dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Rakhmat Sutomo, kepada pengawas ruang dan kepala sekolah asal pengawas, yang mengakibatkan tercecernya lembar jawab UN.
Berita seputar UN semakin mendapat sorotan masyarakat setelah pemerintah mengumumkan hasil UN SMA/SMK pada 26 April.

Terlebih angka ketidaklulusan Kota Solo menempati peringkat tertinggi di antara daerah lain se-Eks Karesidenan Surakarta. Dari 14.523 peserta UN SMA/SMK, ada 2.607 siswa yang tidak lulus, tapi masih memiliki kesempatan mengikuti UN susulan. Dengan perolehan tersebut, angka kelulusan siswa pada 2010 mengalami penurunan dibandingkan dengan pada 2009.

Advertisement

Sementara untuk UN SMP, ada 71.805 siswa di Jawa Tengah yang dinyatakan tidak lulus. Khusus Kota Solo, ada 1.871 siswa yang tidak lulus dan mengikuti UN susulan.

(Eni Widiastuti –Bersambung)

Advertisement
Kata Kunci : Kalaeidoskop Pendidikan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif