Hanya saja debat dan penyampaian visi, misi serta program kerja yang disiarkan secara langsung dan dimoderatori dua penyiar TVRI Semarang serta panelis dari Undip dinilai tidak akan memberi dampak cukup besar kepada calon pemilih.
Sayangnya, debat terbuka yang dimoderatori dua penyiar TVRI Semarang dan panelis dari Undip Semarang itu dijadikan media saling mengejek, menyindir dan memojokkan satu sama lain. Bahkan ada yang menyerang pribadi calon lain.
Kegiatan yang dihadiri tokoh masyarakat, LSM dan para pendukung pasangan calon, diikuti keempat pasangan, yaitu Sri Sumarni-Pirman (SIP), Pangkat Joko Widodo-Nurwibowo (Janur), Bambang Pudjiono-Icek Baskoro (BAIK), dan Bambang Budisatya-Edy Mulyanto (Budi-Edy).
Selain saling menyindir dan mengejek bahkan menyerang pribadi calon, kegiatan ini diperparah dengan teriakan-teriakan yang cenderung mengejek pasangan calon lain saat mereka menjawab pertanyaan panelis, Dra Fitriah dari Undip Semarang.
Sehingga kegiatan yang bertujuan untuk melihat kemampuan intlektual pasangan calon, menjadi gaduh dan tidak terdengar secara jelas jawaban, visi dan misi pasangan calon yang mendapat giliran berbicara.
“Seharusnya ketika perdebatan sudah keluar jalur, moderator bisa menghentikan termasuk menegur secara langsung para pendukung yang mengganggu jalannya debat terbuka tersebut,” terang Ketua Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) Daerah Kabupaten Grobogan, M Taslim Hadi SH, usai mengikuti acara tersebut.
rif