Sukoharjo (Espos)–Warga satu dukuh di Bendungan Desa Kedung Winong, Nguter, terancam luapan banjir anak sungai Bengawan Solo karena lokasi pemukiman penduduk di wilayah setempat yang jauh lebih rendah jika dibandingkan tanggul sungai.
Ketua RT 04/RW VI Dukuh Bendungan, Mujiyono, menyebutkan warga di dukuhnya sudah merasa khawatir sejak lama.
Terlebih anak sungai Bengawan Solo di sekitar perkampungan warga telah dua kali meluap dan mengakibatkan penduduk kelabakan meskipun tidak sampai ke permukiman warga.
“Kejadiannya sekitar satu tahun terakhir. Pagi-pagi sekali saya dan beberapa orang warga harus bersusah payah membuka pintu air untuk mengendalikan sungai yang meluap. Air sudah sampai ke sawah dan pekarangan, tapi akhirnya surut setelah pintu dibuka dan aliran diperkecil,” ungkapnya ditemui Espos di tanggul anak sungai Bengawan Solo di Dukuh Bendungan, Sabtu (25/12).
Mujiyono mengatakan kejadian terbaru berlangsung awal November lalu ketika saluran kembali dibuka setelah satu bulan pengeringan.
Namun peristiwa terakhir tidak sebesar yang pertama dan tidak sampai menggenangi pekarangan warga. Dikemukakan, meski Dukuh Bendungan tidak teralu besar, jumlah warganya cukup banyak dengan kepala keluarga (KK) mencapai 18-an buah KK.
try