Sukoharjo (Espos)–Petani di Desa Nguter, Desa Baran, dan Desa Nglawu, Kecamatan Nguter, terancam tak bisa mengolah lahan persawahan mereka menyusul kerusakan pintu air TOR 1A.
Saat ini petani hanya mengandalkan air hujan untuk persiapan penanaman musim tanam (MT) I.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Desa Nguter, Suyadi, menyebutkan hal itu akibat air irigasi dari Sungai Bengawan Solo tidak bisa mengalir ke areal persawahan di tiga desa tersebut.
Pintu air TOR 1A beberapa hari terakhir tak berfungsi setelah gagang ulirnya hilang dicuri orang.
“Sekarang petani hanya bergantung pada air hujan karena air irigasi tidak mengalir setelah pintu TOR 1A rusak. Tapi kalau hujan juga tidak ada, kami tak akan bisa mengolah lahan atau bercocok tanam,” ujarnya ditemui Espos di areal persawahannya di Desa Nguter, Rabu (22/12) siang.
Suyadi yang juga Ketua Darmatirta Desa Nguter sangat berharap pintu air TOR 1A bisa segera diperbaiki. Hal itu mengingat sebagian besar areal persawahan di desanya dan Desa Baran serta Desa Nglawu telah melewati masa panen.
Beberapa petani bahkan sudah mulai mengolah tanahnya masing-masing untuk persiapan persemaian benih dan penanaman musim tanam berikutnya.
try