News
Sabtu, 18 Desember 2010 - 20:12 WIB

Budayawan: Letusan Merapi merupakan peringatan alam

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Yogyakarta–Meletusnya Gunung Merapi merupakan bentuk ‘protes’ alam terhadap keburukan tingkah laku manusia.

Demikian disampaikan budayawan Damardjati Supadjar saat menjadi pembicara sarasehan ‘Menggali makna meletusnya Gunung Merapi dan upaya strategi budaya-spiritual menghadapi perubahan peradaban’ di Yogyakarta, Sabtu (18/12).

Advertisement

“Ada hubungan yang sangat erat antara gejolak alam dan gejolak manusia,” ucapnya

Dalam konteks relasi antara Gunung Merapi dan manusia, imbuh dia, letusan dahsyat gunung teraktif di Indonesia tersebut secara spiritual dapat dipahami sebagai peringatan Tuhan melalui alam.

“Coba kita lihat sekarang ini, seperti tanpa takut akan Tuhan, manusia terus saja berbuat jahat kepada sesama dan kepada alam,” ujarnya.

Advertisement

Penguasa, lanjut dia, tidak henti-hentinya melakukan manipulasi atas nama rakyat tanpa memperdulikan ungkapan ‘vox populi vox dei’ atau suara rakyat adalah suara Tuhan.

“Peringatan alam kepada manusia sering disebutkan dalam beberapa tembang Jawa kuno, salah satunya seperti yang tertulis dalam ‘Serat Wicara Keras’,” jelasnya.

Dalam pakeliran wayang kulit pun, menurut dia banyak berkisah dimana sebelum terjadi babak ‘goro-goro’ atau huru-hara, terlebih dahulu ada babak yang mengisahkan peringatan-peringatan alam.

Advertisement

“Karena kemampuan manusia sangat terbatas, mereka terkadang tidak mampu membaca tanda-tanda alam. Bahkan tidak menutup kemungkinan mata batin manusia memang telah tertutup oleh kejahatan-kejahatan yang kerap dilakukan,” paparnya.

Ia mengemukakan keberadaan Gunung Merapi tidak dapat dipisahkan dari peradaban masyarakat Jawa.

“Letusan gunung tersebut bahkan pernah memaksa kerajaan Mataram Kuno untuk hijrah ke timur,” pungkasnya.

ant/nad

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif